MANILA – Presiden Filipina, Rodrigo Roa Duterte, mengancam akan menembak mati para pelaku tindakan kriminal sendiri jika aparat penegak hukum ragu-ragu melakukannya. Ancaman tersebut dilontarkan pria berusia 72 tahun itu saat menyerahkan kembali mandat kepada kepolisian.
“Mereka yang memerkosa anak-anak, perempuan, jika Anda tidak ingin polisi, saya di sini sekarang. Saya akan menembak mereka. Itu benar! Jika tidak ada yang berani, saya akan menarik pelatuk,” ucap Rodrigo Duterte, mengutip dari Russia Today, Minggu (22/10/2017).
Mantan Wali Kota Davao City itu mengaku tengah mempertimbangkan untuk mengembalikan para polisi ke perang narkoba di bawah operasi Oplan Double Barrel dan Oplan Tokhang. Sebelumnya, tugas para polisi diambil alih oleh Badan Penegak Narkoba Fi lipina (PDEA).
“Oke, mari kita lihat enam bulan dari sekarang. Jika keadaan semakin buruk, saya akan bilang kepada monyet-monyet itu: ‘Kembali lah ke tugas ini. Anda harus pecahkan masalah kita ini,’” sambung Rodrigo Duterte.
Saat mencalonkan diri sebagai Presiden Filipina, Duterte sudah berjanji untuk memberantas habis para kriminal dan bandar narkoba. Ia bahkan sesumbar akan membunuh 100 ribu pelaku tindak kriminal dan akan menjadikan mayat mereka sebagai makanan ikan di Teluk Filipina.
Perang narkoba ala Presiden Duterte telah menelan 4.000 orang korban jiwa sejak diluncurkan pada Juni 2015. Perang tersebut menuai kecaman dari dunia internasional karena Filipina dianggap mengabaikan hak asasi manusia (HAM).
Penugasan Kepolisian Nasional Filipina (PNP) sempat ditangguhkan pada Januari 2017 menyusul kasus pembunuhan terhadap seorang warga negara Korea Selatan (Korsel), Jee Ick-joo. Sejak itu, perang narkoba kembali dilakukan oleh PDEA.
(Wikanto Arungbudoyo)