SEOUL - Presiden Korea Selatan Moon Jae-in memuji Presiden Amerika Serikat Donald Trump karena telah membuat pihaknya dan sang negara tetangga, Korea Utara, mengadakan sebuah perundingan untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun. Perundingan tersebut diselenggarakan pada Selasa 9 Januari di sisi zona demiliterisasi Korea Selatan yang telah membagi dua negara Korea sejak 1953. Selain itu, perundingan juga dilakukan setelah ketegangan yang berkepanjangan di Semenanjung Korea atas program rudal dan nuklir Korea Utara.
BACA JUGA: Korut: Persenjataan Kami Hanya untuk AS, Bukan Korsel
"Saya pikir Presiden Trump pantas mendapat pujian besar karena mendorong terjadinya perundingan antar-Korea. Ini bisa menjadi hasil kerja dari tekanan yang dipimpin oleh Amerika Serikat," kata Presiden Moon kepada wartawan pada konferensi pers, dilansir dari Reuters, Rabu (10/1/2018).
Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un saling bertukar ancaman dan penghinaan sepanjang 2017. Hal tersebut menimbulkan sebuah kekhawatiran akan adanya perang baru di Semenanjung Korea. Moon juga menambahkan bahwa pemerintahannya tidak berbeda dengan Amerika Serikat mengenai bagaimana menanggapi ancaman yang ditimbulkan oleh Pyongyang.
"Denuklirisasi di Semenanjung Korea antara kedua Korea yang disepakati bersama (di masa lalu) adalah sikap dasar kita yang tidak akan pernah menyerah. Saya terbuka untuk segala bentuk pertemuan, termasuk pertemuan puncak (dengan Korea Utara), dalam kondisi yang baik," tambah Presiden Moon.
BACA JUGA: Sekjen PBB Sambut Baik Terbukanya Kembali Saluran Komunikasi Korut-Korsel
Sekadar diketahui, Korea Selatan dan Korea Utara menyelenggarakan perundingan pada Selasa 9 Januari. Salah satu hasil yang dicapai adalah Pyongyang sepakat untuk mengirimkan delegasi atlet yang akan ditemani pejabat senior guna mengikuti Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang.
Selain itu, Korea Selatan sempat meminta Korea Utara untuk mengurangi aksi berbahaya yang dapat menaikkan ketegangan di Semenanjung Korea. Korea Utara pun sepakat bahwa ada kebutuhan akan jaminan perdamaian di kawasan dan siap mengadakan pembicaraan secara militer dengan Korea Selatan di lain kesempatan.
Amerika Serikat pun menyambut perundingan tersebut. Negeri Paman Sam mengatakan bahwa perundingan tersebut adalah langkah awal untuk menyelesaikan krisis nuklir Korea Utara. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat juga mengatakan tertarik untuk bergabung dalam perundingan lainnya, dengan tujuan untuk melakukan denuklirisasi di Korea Utara.
(pai)
(Rifa Nadia Nurfuadah)