ASHGABAT - Awal tahun ini, pihak berwenang di Turkmenistan menyita mobil-mobil hitam tanpa memberikan peringatan atau penjelasan. Mobil-mobil tersebut akhirnya dapat diambil kembali oleh pemiliknya, namun hanya jika mereka setuju mengecat ulang kendaraan itu dengan putih atau warna terang lainnya.
BACA JUGA: Aksi Gokil Presiden Turkmenistan Ini Malah jadi Olok-olok
Mulai Januari 2018, semua mobil hitam dinyatakan ilegal di Ibu Kota Asghabat,Turkmenistan. Berdasarkan keterangan beberapa sumber independen, polisi mulai menderek mobil-mobil hitam ke lapangan parkir pemerintah sejak 1 Januari, tanpa perlu izin pemiliknya.
Kebanyakan masyarakat tahu mobil hitamnya disita dari keluarga atau tukang parkir. Mereka biasanya menelefon polisi untuk meminta mobilnya kembali. Polisi memperbolehkan para pemilik untuk mengambil mobilnya, asal mereka mau menandatangani sejumlah dokumen yang mewajibkan untuk mengecat ulang mobilnya dengan warna putih.
Negara Asia tengah itu memang sudah melarang impor mobil hitam sejak 2015. Petugas Bea Cukai hanya beralasan bahwa hitam adalah warna sial. Pada November 2017, pemerintah menyatakan hanya mengakui mobil putih. Meski masyarakat sudah terbiasa, masih banyak yang memiliki mobil hitam dan kena sita.
Dalam artikel yang dilansir Radio Free Europa (RFE) pada 2015, dijelaskan bahwa putih merupakan warna bagian dari konstruksi kultus kepribadian dari Presiden Gurbanguly Berdymukhamedov.
"Mantan dokter gigi itu telah menyelimuti Ibu Kota-nya Ashgabat dengan marmer putih, menunggang kuda putih, dan tampil dengan warna putih di tengah karpet putih dan rangkaian bunga putih. Tidak ada tempat berwarna hitam di utopia putih, sehingga pemilik mobil hitam harus berhadapan dengan program ini," jelas RFE sebagaimana dilansir dari Oddity Central, pada Rabu (10/1/2018).
Sayangnya, mengecat ulang mobil di sana sudah sangat mahal. Apalagi setelah larangan mobil hitam di seluruh ibukota, harga melonjak lebih tinggi lagi.
Seorang wanita Ashgabat mengaku begitu keberatan, karena gajinya hanya 1.000 manat (sekira Rp7,9 juta). Padahal biaya pengecatan ulang untuk warna putih bisa sampai 7.000 manat (Rp55 juta).
"Dalam seminggu harganya akan naik menjadi 11 ribu manat (Rp87 juta). Aku terpaksa menghabiskan seluruh penghasilan tahunan untuk pekerjaan cat ini," kata perempuan itu kepada Radio Azatlyk.
BACA JUGA: Presiden Turkmenistan Hadiahkan Anak Anjing Langka untuk Putin
Pemerintah Turkmenistan tidak pernah dan diduga tidak akan pernah secara resmi mengakui bahwa larangan mobil hitam dikaitkan dengan preferensi pribadi Presiden Berdymukhamedov. Padahal sumber anonim dari pemerintah mengatakan, keputusan itu dikaitkan dengan kecintaan Berdymukhamedov terhadap warna putih.
(Rahman Asmardika)