KAIRO - Penantang terakhir yang dipandang sebagai ancaman potensial bagi Presiden Abdel Fatah al Sisi dalam pemilihan presiden, Sami Anan, diamankan oleh pihak berwenang Mesir. Mantan panglima militer Mesir tersebut diamankan setelah izinnya ditolak untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden pada Maret.
Dilansir dari The Guardian, Rabu (24/1/2018), penangkapan Jenderal Anan tampaknya merupakan langkah yang diperhitungkan untuk mendorongnya keluar dari ajang perebutan kursi Presiden Mesir. Sebelumnya kelompok militer menuduhnya melakukan pelanggaran pemilihan dan mengatakan bahwa dia akan diinterogasi di depan personel khusus.
BACA JUGA: Perwira Intelijen Mesir Kedapatan Menghasut Dukungan untuk Israel Terkait Yerusalem
"Saya yakin rezim Abdel Fatah al-Sisi sepenuhnya bertanggung jawab atas ini semua. Kemarin 30 anggota kampanye (Sami Anan) dan beberapa anggota keluarga mereka ditangkap. Tidak diketahui di mana mereka kini ditahan," ujar juru bicara kampanye Sami Anan, Mahmoud Refaat.
Anan adalah mantan pejabat tinggi kedua yang dilarang untuk “melawan” Sisi dalam Pemilu Mesir. Anan sebelumnya menyatakan bahwa dia ingin menyelamatkan Mesir dari "kebijakan yang salah" dan dipandang sebagai lawan yang imbang untuk menantang Sisi dalam pemilihan presiden. Anan juga menarik dukungan dari anggota kelompok Islam terlarang, Ikhwanul Muslimin. Dia kemudian membuat pilihan kontroversial untuk menunjuk mantan auditor teratas negara tersebut, Hisyam Geneina, sebagai pasangannya. Geneina dijatuhi hukuman satu tahun penjara pada 2016 setelah menuduh Pemerintah Mesir melakukan korupsi yang merugikan negara hingga miliaran dolar.
BACA JUGA: Siap Pilih Pengganti Sisi, Mesir Gelar Pilpres Tahun Ini
Sebelumnya Pemerintah Mesir mengatakan bahwa pihaknya tidak dapat "menutup mata terhadap pelanggaran hukum" yang dilakukan Anan. Anan diinterogasi atas tuduhan mencalonkan diri tanpa persetujuan dari militer dan menghasut orang-orang untuk melawan angkatan bersenjata.
"Pernyataan yang dibuat oleh pihak militer berasal dari kantor Sisi, bukan dari anggota militer sesungguhnya. Ini adalah murni kebohongan, Tuan Anan adalah kandidat terkuat dan pilihan pertama orang Mesir, jadi rezim tersebut menangkapnya," tukas Refaat.
(pai)
(Rifa Nadia Nurfuadah)