Celoteh Politik Hanafi Rais di Balik Pintu Masinis KRL Jurangmangu-Palmerah

Muhamad Rizky, Jurnalis
Rabu 07 Februari 2018 19:06 WIB
Wakil Ketua Umum PAN Hanafi Rais saat berbincang santai denga tim Okezone di KRL jurusan Jurangmangu-Palmerah (foto: Okezone)
Share :

LANGKAHNYA yang memutuskan untuk terjun langsung ke dalam dunia politik menjadi inspirasi bagi kaum muda. Lahir dari keluarga seorang aktivis reformasi sekaliber Amien Rais menjadikannya sosok muda yang kritis dan inovatif. Tak heran kemampuan politiknya pun tak jauh dari sang ayah yang patut diperhitungkan.

Selepas menamatkan pendidikan di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta pada 1998, suami Dokter Gigi Astriani Karnaninrum ini melanjutkan studinya di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM pada 2003. Sedangkan gelar Srata Dua diraihnya di National University of Singapore dengan mengambil prodi Politik Internasional.

(BACA JUGA: Foto-Foto Penuh Kekraban Okezone dan Hanafi Rais)

Saat menjadi mahasiswa, pria kelahiran Chicago, Amerika Serikat, ia banyak dan boleh dikatakan aktif bergelut di dunia pers. Meskipun begitu, ia termasuk pengagas kembali eksistensi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di UGM.

(Hanafi Rais berbincang dengan tim Okezone sebelum melakukan wawancara khusus di KRL; foto: Okezone)

Selama sekira 20 menit, perjalanan dari Stasiun Jurangmangu, Tangerang Selatan, hingga Stasiun Palmerah, Jakarta Barat, diisi obrolan seputar keseharian Hanafi di Komisi I DPR RI.

"Hampir tiap bulan atau bahkan tiap minggu saya mengamati negara kita ini terekspose dengan urusan-urusan luar negeri, jadi urusan politik luar negeri pertahanan, keamanan, bisa dibilang urusan 24 jam," tutur Hanafi.

(BACA JUGA: Hanafi Rais, Anggota DPR yang Hobinya Naik KRL)

Petikan itu merupakan hal yang dianggap paling krusial dalam melaksanakan tugas sebagai Komisi I DPR. Di sana, katanya, merupakan kunci dalam menjaga stabilitas negara.

"Misalnya, kebijakan Amerika baik secara langsung maupun tidak langsung memiliki dampak kepada kita. Di Asia, kita bisa lihat bagaimana China sekarang bangkit dan menguasai Asia Tenggara. Itu kan punya impak ke Indonesia. Juga kasus terorisme di Filipina Selatan, berisiko terhadap keamanan negara kita," ungkapnya.

(Hanafi Rais menyibukan dirinya dengan membaca saat berada di KRL menuju kantornya di DPR; foto: Ist)

Untuk itu, mantan dosen UGM itu menyebut pentingnya menangkal berbagai hal yang berpotensi memengaruhi stabilitas negara. Ia juga menuturkan, saat ini Komisi I juga tengah fokus terhadap kampanye Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB.

"Selain Kemlu melakukan diplomasi, Komisi I memainkan jalur kedua kita yaitu memaksimalkan fungsi diplomasi parlemen. Jadi kalo kami melakukan kujungan kerja, kami pilih daerah mana yang memang belum terjangkau atau kurang punya perhatian terhadap Indonesia. Lalu kami datangi dan bertemu dengan pemerintah di sana unthk mendapatkan dukungan," jelasnya.

<div><iframe width="480" height="340" src="https://video.okezone.com/embed/MjAxOC8wMi8wOS8xLzEwODg2NS8wLw==" sandbox="allow-scripts allow-same-origin" layout="responsive"></iframe></div>

Perhatian Khusus ke Literasi Digital

Selain isu politik luar negeri (polugri), Hanafi juga menyoroti kurangnya perhatian terkait cyber attack. Ia menyebut, sosialisasi ke masyarakat soal hal ini masih minim, misalnya dalam menggunakan media sosial. Faktanya, ujar ayah dua anak itu, setiap hari ada ribuan cyber attack terhadap pemerintahan dan kalangan swasta.

"Jadi saya fikir lembaganya sudah ada, SDM-nya juga udah disiapkan dan kita juga sebagai pengguna internet harus lebih waspada. Misalnya seberapa sering kita mengganti password email dan sosmed kita, mau tidak mau kita dijebak oleh teknologi," tambahnya.

(Hanafi Rais penuh keakraban saat berbincang dengan tim Okezone; foto: Okezone)

Dan ini sambungnya, merupakan pekerjaan rumah BSSN. Lembaga ini harus mempercepat gerakannya dan juga menyampaikan kepada publik apa yang harus dilakukan sebagai pengguna internet agar merasa lebih aman.

Selain literasi digital khususnya soal keamanan siber, Hanafi juga menaruh perhatian pada penyelesaian RUU Penyiaran. Hingga kini, kata Hanafi, Komisi I sudah meminta masukan dari berbagai unsur seperti Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan lembaga lainnya.

(BACA JUGA: PAN Usung Zulkifli Hasan di Pilpres 2019)

Di saat yang sama, kami mendorong agar Kemenkominfo memiliki aturan tegas soal konten di media sosial, terutama menyangkut hoax. Kami mendorong Kemenkominfo supaya adil. Jangan sampai satu kelompok merasa dirugikan, misalnya karena akunnya diblokir, namun akun yang sudah jelas membuat hoax tapi dibiarkan saja," tambahnya.

Tiba-tiba suara petugas melalui speaker yang berada tepat di atas kepala kami terdengar, "Anda akan tiba di Stasiun Palmerah." Jarum jam di pergelangan tangan kami pun tepat menunjukkan pukul 10.20 WIB, atau seperti pernyataan Hanafi sebelumnya perjalanan kami tak kurang dari 20 menit.

Seketika pintu kereta terbuka, kami pun bergegas menjauh dari gerbong dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju Kompleks DPR. Tak sampai 5 menit kaki melangkah kami sampai di pagar DPR. Dan Hanafi pun siap menjalankan serangkaian agendanya hari itu.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya