KUPANG - Masyarakat Desa Matawai Atu di Kabupaten Sumba Timur, Pulau Sumba menyambut hangat dan penuh antusias calon Gubernur Nusa Tenggara Timur Esthon Foenay, dalam lawatannya.
Aksi menyapa warga yang dilakukan Esthon dan sejumlah relawan ke pulau Sandelwood atau padang sabhana berkuda itu untuk menggali dan mendengarkan langsung denyut dan jeritan kebutuhan masyarakat pulau penghasil cendana itu.
"Saya sangat terharu atas sambutan antusias warga di sini. Jujur saya siap amankan segala kebutuhan warga nantinya," kata Esthon Foenay melalui sambungan telepon dengan Okezone di Kupang, Rabu (7/2/2018).
BACA: Esthon-Chris Unggul dalam Servei LSI
Menurut dia ternyata ada begitu banyak persoalan masyarakat terutama di pedesaan dan pelosok yang masih membutuhkan intervensi dan perhatian serius pemerintah. Hal itu yang telah membuat ada begitu banyak harapan yang digantungkan ke pundak pasangan Esthon Foenay-Chris Rotok di lima tahun ke depan.
Selama ini, lanjut Wakil Gubernur NTT periode 2008-2013 itu, masih terdapat perlakuan timpang dan tak adil dalam setiap implenetasi program pembangunan yang dirancang. Oleh karenanya selaksa harapan warga dipertaruhkan demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
Hal perhatian di bidang pertanian, peternakan usaha mikro kecil dan sejumlah pengembangan potensi ekonomi desa, masih jauh dari harapan dan perhatian pemerintah. Pun jika sudah dilakukan, hal itu belum dipraktikan secara terintegrasi dengan program jangka panjang pemerintah provinsi.
"Harus ada sinergi rencana pembangunan di kabupaten dan provinsi sehingga dampaknya bisa sampai ke masyarakat desa," kata Esthon.E
Dalam rencana program lima tahun nanti lanjut Esthon, bersama pasangannya akan menjadikan desa sebagai basis pembangunan. Dalam konteks itu pemerintah desa akan diberikan otonomi untuk mengatur dan mengelola semua sumber daya yang dimilki untuk kepentingan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya.
Pemerintah provinsi akan mengaturnya dengan mengeluarkan sejumlah regulasi demi tertibnya pengelolaan itu. "Melalui pemerintah kabupaten regulasi pengawasan itu akan dibuatkan," kata bekas Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTT itu.
Dengan kewenangan itulah dipastikan pemerintah desa akan semakin percaya diri mengembangkan diri dan kemampuan yang dimilki unuk kepentingan kemajuan dan kesejahteraan bersama. "Itu yang kami harapkan dan sudah kami disain ke depan," katanya.
Dalam pelaksanaan Pemilihan gubernur dan wakil gubernur di NTT 27 Juni 2018 ini diikuti empat pasangan, masing-masing Esthon Foenay-Chris Rotok yang diusung Partai Gerindra, PAN dan Perindo. Pasangan Marianus Sae-Emiliana Nomleni diusung PDIP dan PKB. Pasangan Viktor Bungtilu Laiskodat-Yos Nae Soi usungan Partai NasDem, Golkar dan Hanura, serta pasangan Benny K Harman-Beni Litelnoni diusung Partai Demokrat, PKPI dan PKS.
Selain itu juga ikut dilaksanakan pemilihan bupati dan wakil bupati di 10 kabupaten provinsi selaksa nusa itu. Sebanyak 10 derah pelaksana pilkada itu masing-masing Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Kabupaten Kupang, Rote Ndao, Sumba Tengah dan Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD).
Selanjutnya Kabupaten Manggarai Timur, Nagekeo, Ende, Kabupaten Sikka dan Kabupaten Alor.