Slobodan Milosevic, yang sudah berkuasa selama dua periode, tak bisa maju lagi sebagai Presiden petahana Serbia. Ia lantas menunjuk dirinya sendiri sebagai Presiden Yugoslavia pada 1997. Milosevic menolak mengakui kekalahannya dalam pemilihan presiden pada September 2000. Massa kemudian turun ke jalan hingga akhirnya ia mengundurkan diri pada Oktober 2000.
Milosevic lantas didakwa melakukan tindak pidana korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan oleh otoritas Serbia. Ia sempat kabur meski akhirnya menyerahkan diri ke otoritas Serbia pada 1 April 2001. Si Tukang Jagal dari Balkan kemudian dideportasi ke Belanda untuk menjalani proses hukum di Pengadilan Kejahatan Perang PBB di Den Haag.
Pada 12 Februari 2002, Slobodan Milosevic menjalani persidangan pertama atas dakwaan genosida dan kejahatan perang di Bosnia, Kroasia, dan Kosovo. Slobodan Milosevic menjalani sidang tersebut sekaligus sebagai pengacara bagi dirinya sendiri. Namun, ia tidak pernah dijatuhi hukuman.
Milosevic ditemukan meninggal dunia akibat serangan jantung di sel tahanan pada 11 Maret 2006. Ia wafat pada usia 64 tahun.
Satu tahun setelah Slobodan Milosevic menjalani persidangan, Serbia-Montenegro resmi menjadi negara persemakmuran. Mereka melepaskan embel-embel ‘Yugoslavia’ sebagai nama resmi negara. Pada Juni 2006, atau tiga bulan setelah Milosevic meninggal, Serbia dan Montenegro mendeklarasikan kemerdekaan sehingga menjadi dua negara berbeda.
(Wikanto Arungbudoyo)