TUNIS - Seorang legislator Tunisia merobek bendera Israel di tengah sesi parlemen untuk mendesak pemerintah membuat undang-undang yang mengkriminalisasi hubungan dengan Negara Zionis itu.
BACA JUGA: Tunisia Cabut Larangan Perempuan Muslim Nikahi Pria Non-Muslim
Pihak oposisi sayap kiri Tunisia mengajukan rancangan undang-undang yang menjadikan normalisasi hubungan dengan Israel sebuah tindak kriminal. Namun, perdebatan mengenai hal ini telah ditunda untuk waktu yang tidak ditentukan karena parlemen tidak melihat hal ini sebagai prioritas atau sesuatu yang mendesak.
Presiden Tunisia, Beji Caid Essebsi juga tidak terlalu memedulikan usulan rancangan undang-undang tersebut.
New Arab, Kamis (15/2/2018) melansir, sebagai bentuk protes penundaan tersebut, anggota parlemen dari pihak oposisi, Ammar Amrousia merobek bendera Israel dalam sesi parlemen pada Selasa, 13 Februari. Aksinya tersebut dilakukan di tengah pidato yang ditayangkan televisi nasional.
Partai Islam moderat Ennahdha yang merupakan bagian dari koalisi pemerintah mengingatkan bahwa aksi Ammar tersebut dapat berdampak buruk pada hubungan Tunisia dengan negara-negara Barat dan organisasi internasional.
Seperti sebagian besar negara Arab lainnya, Tunisia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Kedua negara sempat membuka hubungan pada akhir 1990-an, namun hubungan tersebut kembali dibekukan pada 2000 menyusul terjadinya Intifada Kedua.
Pada 2014, Menteri Pariwisata Tunisia, Amel Karboul hampir dipaksa mengundurkan diri setelah diketahui ikut mengunjungi Israel bersama rombongan program pelatihan PBB untuk pemuda Arab Palestina pada 2006.Kecaman kembali diterima Amel pada tahun ini setelah dia dan beberapa menteri lainnya dituduh mempromosikan "normalisasi" hubungan dengan Israel.
BACA JUGA: Makan di Depan Umum Saat Ramadan, 4 Orang Dijebloskan ke Bui
Buruknya hubungan Tunisia-Israel juga berdampak ke luar bidang politik. Tahun lalu, film Wonder Woman dilarang ditayangkan di Tunisia karena dibintangi oleh aktris Israel, Gal Gadot.
(Rahman Asmardika)