JAKARTA - Kepala Satgas Nusantara Mabes Polri Irjen Gatot Pramono Eddy menyampaikan, setidaknya ada 45 berita penyerangan terhadap ulama maupun pemuka agama selama kurun waktu Februari 2018, namun hanya tiga informasi yang yang betul-betul terjadi.
"Dari pendalaman, kita menemukan isu terkait penyerangan ulama yakni 45 peristiwa, 42 di antaranya hoaks," kata Gatot Eddy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (5/3/2018).
Diketahui, Satgas Nusantara itu dibentuk langsung oleh Kapolri Jenderal HM Tito Karnavian menyusul maraknya berita hoaks menjelang perhelatan Pilkada serentak yang kemudian dilanjutkan dengan Pemilu 2019.
Selama Satgas Nusantara itu bekerja, menelusuri informasi di sejumlah daerah melalui Polda Jatim, Jawa Barat, Banten, DIY, dan Kalimantan Timur. Penyelidikan dilakukan melalui media sosial, yaitu digital forensik.
"Yang betul-betul terjadi hanya 3, ada 2 di Jabar dan 1 di Jatim. Di Jabar yaitu penyerangan Kiai Haji Umar di Cicalengka, kemudian korban meninggal di Cigondewa yaitu Ustadz Prawoto, serta kejadian di Lamongan, Jatim," ujarnya.
(Baca Juga: MUI: Haram Hukumnya Menyebarkan Hoax seperti Dilakukan MCA)
Dengan begitu, Satgas Nusantara berkesimpulan bahwa isu penyerangan ulama itu sengaja diciptakan untuk membuat kegaduhan antarmasyarakat dan berkata erat dengan perhelatan pemilu yang sudah memasuki pada tahapan-tahapannya.
Gatot berjanji, akan menelusuri oknum atau otak dibalik penyebaran informasi bohong tersebut. Termasuk kaitannya dengan kelompok-kelompok yang sudah berhasil diungkap oleh kepolisian seperti yang baru-baru yakni MCA.
"Kami akan lakukan itu, saya sudah katakan bahwa polisi melakukan penegakan yang berkeadilan, tak berpihak pada kepentingan apa pun. Apakah kepentingan perorangan atau kepentingan lainnya," pungkas Gatot.
(Arief Setyadi )