Dubes Indonesia di Saudi Kenang Proses Pendampingan bagi Zaini Misrin

Wikanto Arungbudoyo, Jurnalis
Kamis 22 Maret 2018 10:01 WIB
Muhammad Zaini Misrin Arsyad dieksekusi mati oleh otoritas Arab Saudi pada 18 Maret (Foto: Sindonews)
Share :

RIYADH – Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, menuliskan kenangannya akan almarhum Zaini Misrin, tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Madura yang dieksekusi mati pada 18 Maret. Agus mengatakan, dirinya pertama kali bertemu pria asal Bangkalan itu pada 2016 ketika pertama kali menginjakkan kaki di Arab Saudi.

“Masih segar dalam ingatanku ketika kita bertemu pertama kalinya di penjara Makkah Juni 2016, kita berpelukan dan aku bisikkan bahwa aku baru saja menginjakkan kaki di bumi Saudi yang salah satu tugasku adalah melakukan pendampingan dan upaya hukum untuk menyelamatkanmu dari hukuman mati,” kata Agus dalam keterangan pers yang diterima Okezone, Kamis (22/3/2018).

BACA JUGA: Tanpa Pemberitahuan, Arab Saudi Eksekusi Mati TKI Asal Madura

Ia menambahkan, Zaini sering menelefon serta menanyakan detail mengenai perkembangan kasus kepadanya. Namun, Agus hanya bisa memberikan kata-kata penghiburan sekaligus harapan.

“Selalu aku jawab, ‘Kami sedang ikhtiar untuk menulis dan mengarahkan takdir baik untuk berpihak kepadamu. Mas Zaini Misrin, Ruh kebersamaan di KBRI dan KJRI menjadi mesin diplomasi yang kami banggakan untuk selalu berhidmah terutama kepada saudara-saudara kami yang kurang beruntung,” imbuh Agus Maftuh.

Ia mengaku sempat optimis ketika seorang santri Muhibuddin, atase hukum KBRI, dan seorang jaksa, selalu mendampingi dalam upaya membebaskan Zaini Misrin dari hukuman mati. Pendampingan itu membuahkan hasil berupa celah untuk mengajukan peninjauan kembali (PK) atas vonis yang sudah inkracht sejak 2008.

BACA JUGA: Terkejut, Indonesia Protes Arab Saudi Atas Eksekusi Mati WNI Tanpa Notifikasi

BACA JUGA: Pemerintah Benarkan Tak Ada Pemberitahuan Eksekusi Zaini Misrin dari Arab Saudi

Akan tetapi, menurut Agus, PK menjadi ‘makhluk baru’ dalam sejarah hubungan bilateral antara Arab Saudi dengan Indonesia selama 68 tahun terakhir. Agus mengakui bahwa dirinya harus kembali menjadi seorang santri dengan mengakrabi kitab-kitab terkait Fiqih Pidana Islam dan juga menelusuri KUHAP Saudi.

Meski demikian, hukuman mati qisas yang dijatuhkan hanya dapat dibatalkan jika ahli waris memberikan kata maaf. Hingga detik terakhir jelang pelaksanaan hukuman mati, putra dari Umar Abdullah bin Umar, tak kunjung memberikan kata maaf tersebut.

“Maafkan aku yang gagal membawamu kembali ke Madura bertemu dengan kedua anakmu mas Thoriq dan Mustofa yang ganteng seperti dirimu. Maafkan aku yang tak mampu lagi mendapatkan kata maaf untukmu dari ahli waris mantan majikanmu yang hatinya sudah kadung membatu. Maafkan aku yang tak mampu meyakinkan Mahkamah Ulya (Mahkamah Agung) Saudi untuk mengabulkan PK,” kata Agus.

BACA JUGA: Keluarga Ikhlas Zaini Dieksekusi Mati Tanpa Notifikasi oleh Arab Saudi

Usai mendapatkan informasi eksekusi mati, Duta Besar Agus Maftuh Abegebriel langsung mendatangani makam almarhum. Ia lantas menunaikan salat jenazah di tempat peristirahatan terakhir pria bernama lengkap Muhammad Zaini Misrin Arsyad itu.

“Sendirian aku salat janazah di atas pembaringanmu di Makkah al-Mukarromah, kupanjatkan doa kepada Allah dengan beberapa kali menyebut namamu, Muhammad Zaini Misrin Arsyad,” tutup Agus.

(Wikanto Arungbudoyo)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya