GAZA – Sedikitnya 16 orang warga Palestina tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat tindakan represif yang dilakukan militer Israel di perbatasan. Bentrokan terjadi ketika puluhan ribu warga Palestina di Jalur Gaza melakukan demonstrasi besar-besaran pada Jumat 30 Maret.
Dewan Keamanan PBB sudah mendapat informasi mengenai kekerasan yang terjadi di Jalur Gaza tersebut atas prakarsa Kuwait. Sementara itu, Perwakilan Tetap Palestina di PBB, Riyad Mansour mengatakan, sedikitnya 17 orang warga sipil tewas dan lebih dari 1.400 luka-luka.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, meminta digelarnya penyelidikan yang independen dan transparan atas jatuhnya korban di Jalur Gaza. Lewat juru bicaranya, Farhan Haq, pria asal Portugal itu mengimbau agar semua pihak menahan diri.
“Dia meminta agar semua pihak yang terlibat mampu menahan diri dari tindakan-tindakan yang dapat memicu korban lebih banyak dan lebih khusus lagi tindakan-tindakan yang dapat membahayakan warga sipil,” ujar Farhan Haq, mengutip dari Reuters, Sabtu (31/3/2018).
BACA JUGA: Israel Tempatkan 100 Penembak Jitu di Perbatasan Gaza
BACA JUGA: Warga Palestina di Gaza Dirikan Tenda untuk Demo di Sepanjang Perbatasan Israel
Unjuk rasa tersebut digelar guna memperingati ‘Land Day’ serta mendesak agar para pengungsi Palestina diberikan hak untuk kembali ke wilayahnya yang kini dikuasai Israel. Puluhan ribu warga Palestina ikut serta dalam unjuk rasa yang dijadwalkan berlangsung selama enam pekan itu. Mereka mendirikan tenda-tenda di dekat perbatasan Jalur Gaza dengan Israel.
Sejumlah keluarga turut membawa anak-anaknya untuk menginap di tenda-tenda yang hanya berjarak beberapa meter (m) dari tembok pengamanan Israel di Jalur Gaza. Menurut otoritas Israel, jumlah pengunjuk rasa diperkirakan mencapai 30 ribu orang.
BACA JUGA: Tentara Israel Tewaskan Tujuh Demonstran Palestina di Perbatasan Gaza
Militer Israel mengingatkan, tentaranya hanya akan melepaskan tembakan kepada pengunjuk rasa yang coba menyabotase pagar perbatasan. Namun, otoritas Palestina justru menuduh Israel sengaja menembaki para pengunjuk rasa, termasuk dengan gas air mata dan peluru karet.
Presiden Otoritas Palestina (PA), Mahmoud Abbas, menuding Israel bertanggung jawab atas kekerasan yang terjadi di perbatasan tersebut. Ia mendeklarasikan Sabtu (31/3/2018) sebagai hari berkabung nasional untuk memperingati para korban tewas tersebut.
(Wikanto Arungbudoyo)