Dia melanjutkan, dinas Pendidikan Kota Palembang yang memiliki kewenangan terhadap pendidikan SMP harusnya lebih selektif dalam memasukkan soal USBN, pantas atau tidak untuk diujikan.
"Tiap soal yang dibuat harus ada parameter dan kompetensi sasaran bagi siswa. Karena sebagaian USBN dibuat oleh daerah. Tim Penyusun soal juga perlu dilatih dan diawasi atas kualitas soal sebelum digunakan untuk menjaga hal-hal seperti ini terjadi," katanya.
Dia berharap kejadian seperti ini, tidak terjadi lagi di Sumatra Selatan. "Kami akan kordonasi ke Dinas Pendidikan Kabupaten/kota se Sumsel," pungkasnya.
(Mufrod)