Putri Mantan Mata-Mata Rusia Bicara Soal Peracunannya

Rahman Asmardika, Jurnalis
Kamis 24 Mei 2018 12:45 WIB
Yulia Skripal. (Foto: Reuters)
Share :

LONDON – Yulia Skripal, putri dari mantan mata-mata Rusia yang selamat dari upaya pembunuhan di Salibury, berbicara dalam wawancara pertama setelah dia pulih. Namun, Yulia tidak mengungkap hal baru mengenai insiden yang terjadi pada Maret lalu.

"Saya datang ke Inggris pada 3 Maret untuk mengunjungi ayah saya, sesuatu yang telah saya lakukan secara rutin sebelumnya. Setelah 20 hari dalam keadaan koma, saya terbangun dengan berita bahwa kami berdua diracuni," kata Yulia dalam video yang dilansir Reuters, Kamis (24/5/2018).

Yulia dan ayahnya Sergei Skripal, seorang mantan kolonel intelijen militer Rusia yang mengkhianati puluhan agen dan membelot ke dinas mata-mata Inggris, MI6, ditemukan tidak sadarkan diri di bangku publik Kota Salisbury, Inggris, pada 4 Maret. Yulia dan ayahnya sempat koma sebelum akhirnya sadar dan pulih dari racun yang digunakan untuk menyerang mereka.

BACA JUGA: Putri Mantan Mata-Mata Rusia Sebut Insiden Peracunan Membingungkan

"Saya masih merasa sulit untuk menerima kenyataan bahwa kami berdua diserang. Kami sangat beruntung karena kami berdua selamat dari percobaan pembunuhan ini. Pemulihan kami lambat dan sangat menyakitkan," paparnya.

Dia mengatakan bahwa kejadian itu mengubah hidupnya baik secara fisik maupun emosional. Yulia juga mengungkapkan keinginannya untuk kembali ke Rusia dalam jangka panjang.

“Ketika saya mencoba untuk menerima perubahan yang menghancurkan yang terjadi terhadap saya secara fisik dan emosional, saya menjalani satu hari pada satu waktu dan ingin membantu merawat ayah saya sampai sembuh sepenuhnya. Dalam jangka panjang, saya berharap dapat kembali ke negara saya,” ujarnya.

Perempuan berusia 33 tahun itu mengatakan bahwa dirinya tidak ditahan secara paksa di Inggris dan menyampaikan terima kasih kepada atas bantuan yang ditawarkan oleh Kedutaan Besar Rusia di Inggris tetapi menyatakan bahwa dia saat ini tidak membutuhkannya.

BACA JUGA: Menlu Rusia: Sergei Skripal Tidak Diracun dengan Novichok

Kasus peracunan Sergey dan Yulia Skripal membuat hubungan antara Rusia dan Inggris tegang. Perdana Menteri Inggris, Theresa May menuduh Moskow bertanggungjawab dan mengatakan bahwa zat syaraf Novichok yang digunakan dalam kasus itu hanya dibuat di Rusia.

Rusia membantah tuduhan tersebut, mengatakan bahwa racun yang digunakan belum tentu Novichok dan menegaskan bahwa ada negara lain yang juga memproduksi zat saraf tersebut.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya