Gabriela menuding aksi Duterte itu adalah sebuah upaya untuk mengalihkan perhatian publik dari popularitasnya yang semakin menurun.
"Aksi kejantanannya yang berulang-ulang dimaksudkan sebagai hiburan untuk menyembunyikan kenyataan bahwa popularitasnya melorot dengan cepat karena isu pembunuhan di luar hukum, undang-undang Reformasi Perpajakan untuk Percepatan dan Inklusi dan skandal korupsi besar-besaran yang sekarang mengganggu pemerintahannya," demikian pernyataan dari Gabriela.
BACA JUGA: Ledek Propaganda Teroris, Duterte Siap Sediakan 42 Gadis Perawan
Duterte telah berulangkali mendapat kritik terkait komentar-komentarnya yang dianggap misoginis atau memperlihatkan kebencian pada wanita. Pada 2016, Duterte dikecam saat melontarkan lelucon mengenai pembunuhan dan perkosaan seorang misionaris Australia yang terjadi di Davao pada 1989, pada masa Duterte menjabat sebagai wali kota.
Meski banyak menuai kontroversi, Duterte tetap merupakan figur yang populer di kalangan rakyat Filipina baik di dalam mau pun di luar negeri. Kepopuleran Duterte itu tampaknya masih terasa, bahkan dengan berbagai tindakan kontroversialnya.
(Rahman Asmardika)