JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, Alquran diturunkan Allah sebagai babak baru dalam peradaban umat manusia. Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam yang bertaqwa untuk mendapatkan hidayah dan petunjuk dari fase kegelapan menuju fase nur atau alam yang terang menderang.
"Dengan turunnya Alquran, orang-orang bertaqwa mendapat hidayah dan mendapatkan petunjuk untuk keluar dari fase penuh kegelapan menuju fase nur, fase yang sangat terang," kata Jokowi saat menggelar acara peringatan Nuzulul Quran 1439 Hijriah di Istana Negara, Jakarta, Senin (4/6/2018).
Jokowi menerangkan, Alquran adalah kitab suci yang mengajarkan umat Islam untuk menjadi sabar dan salat sebagai penolong dalam kehidupan. "Bukan yang lain. Sejak turunnya pertama kali, Alquran sudah menjadi sumber inspirasi," terangnya.
Kepala Negara mengatakan, Alquran adalah kitab suci yang menjadi pedoman mulia umat manusia di muka bumi. Sebab, Alquran tidak hanya dibaca muslim, melainkan telah menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan bagi umat manusia.
"Di kalangan ulama dan para akademisi, Alquran telah menjadi sumber inspirasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,” katanya.
“Allah SWT memerintahkan kepada kita semua agar kemajuan umat, kemanjuan masyarakat dan kemajuan bangsa harus terus dibangun," lanjutnya.
Menurut Jokowi, pembangunan umat manusia dapat terus dilakukan dengan budaya membaca buku maupun alam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, pembangunan manusia dapat menghasilkan ilmu pengetahuan untuk kebaikan dan kemajuan.
(Baca Juga : Hadiri Nuzulul Quran Menag: Alquran Kitab Suci Universal untuk Kemajuan Umat Manusia)
"Dibangun dengan menjadikan agama sebagai ajaran suci yang menuntun kita, menuntun kita semua untuk memperkokoh iman dan memperkuat Akhlakul karimah dan menyelematkan kita dari perbuatan nista dan murka," paparnya.
(Baca Juga : Kembangkan Budaya Lokal Mempawah Melalui Festival Sahur-Sahur)
Jokowi berharap, ajaran Alquran dapat memperkuat komitmen dalam mewujudkan keadilan sosial, ekonomi, hukum, dan politik di Indonesia. "Mewujudkan negeri yang Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur," tandasnya.
(Erha Aprili Ramadhoni)