Usaha Tak Pernah Khianati Hasil, Cerita Inspiratif Uswatun dan Bunga Rampainya

Ade Putra, Jurnalis
Senin 04 Juni 2018 19:28 WIB
Share :

BANJARMASIN - Senyuman seperti tak pernah henti di wajah Uswatun Hasanah. Wanita berjilbab warga Jalan Sungai Bilu Laut, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan itu masih terngiang bagaimana awalnya ia bisa sampai memiliki 10 karyawan lewat usahanya memproduksi bunga rampai atau bunga pengantin.

Uswatun boleh berbangga, usahanya tengah naik daun. Walau ia sudah tak bisa menghitung lagi berapa peluh yang tercucur untuk membuatnya ada di titik ini. Namun, ia boleh berbangga, usahanya kini seharum bunga rampai yang disusun oleh tangan lembutnya.

Uswatun menceritakan bahwa dirinya tak pernah menyangka bisa sesukses ini. Dua tahun lalu, lebih tepatnya di 2016, Uswatun masih merupakan penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial. Jangankan mengharapkan usaha maju, memikirkan biaya sekolah anak-anaknya pun sudah bikin pening kepala.

Namun, bantuan pemerintah rupanya buat dia tersadar. Ia tak melulu harus selalu dibantu. Kegelisahan hatinya membuat Uswatun memikirkan bagaimana caranya untuk tak selalu dibantu oleh orang lain, termasuk pemerintah.

Ia memang punya usaha sejak dahulu. Menanam dan membuat bunga rampai, atau bunga pengantin. Namun usahanya itu tak pernah bisa maju, karena bunga yang ditanam dan dirangkainya selalu mati sebelum terjual.

Tahun 2016, Uswatun menerima bantuan PKH dari pemerintah. Uangnya hanya cukup untuk biaya sekolah. Namun akalnya berkata lain, ia masih punya sedikit tabungan yang harusnya ia gunakan untuk biaya sekolah, ia tabungkan guna modal usaha membeli freezer atau lemari dingin untuk bunga rampainya. Sedangkan biaya sekolah anaknya tetap ia salurkan dari bantuan PKH yang diterimanya.

"Sejak mendapatkan PKH, uangnya saya gunakan untuk biaya sekolah anak-anak. Sementara uang yang tadinya untuk biaya sekolah saya sisihkan untuk menambah modal usaha," katanya.

Bantuan dari pemerintah ia terima hanya ratusan ribu rupiah, uang segitu hanya cukup untuk membeli seragam anak-anaknya. Namun, beberapa ia sisihkan untuk modal usaha tambahan. Ditambah hasil usaha bunga rampai yang seadanya saat itu, ia yakin bisa membeli lemari pendingin seperti yang ia impikan.

Setahun berselang, ia bisa membeli freezer untuk menyimpan bunga rampai. Produksinya pun terus meningkat seiring pesanan yang semakin banyak. Uswatun kini telah memiliki 10 orang pegawai untuk membantu memenuhi pesanan bunga rangkai.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya