WASHINGTON – Korea Utara dapat memulai proses penyerahan jasad tentara, termasuk tentara Amerika Serikat yang hilang selama Perang Korea dalam beberapa hari mendatang. Hal itu diungkapkan oleh dua pejabat Amerika Serikat pada Selasa.
Para pejabat yang tidak mau disebutkan namanya itu mengungkapkan kepada Reuters bahwa Korea Utara akan menyerahkan jasad para tentara kepada Komando PBB di Korea Selatan. Setelah itu, jasad-jasad tersebut akan dipindahkan ke Pangkalan Udara Hickam di Hawaii.
BACA JUGA: Ini Isi Dokumen Hasil KTT yang Ditandatangani Trump dan Kim Jong-un
Salah seorang pejabat mengatakan, diperkirakan akan ada sejumlah besar jasad yang diserahkan, tetapi dia menolak menyebutkan jumlah spesifiknya dikarenakan sifat Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un yang sulit ditebak.
Dia menambahkan, akan membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sebelum jasad-jasad tersebut bisa positif diidentifikasi.
Pemulangan jasad tentara yang hilang selama Perang Korea merupakan salah satu kesepakatan yang dicapai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dengan Kim Jong-un saat keduanya bertemu di Singapura pekan lalu. Trump memuji keputusan Kim Jong-un untuk menyetujui pemulangan jasad para tentara itu dalam konferensi pers usai pertemuan bersejarah tersebut.
"(Para keluarga) menginginkan jasad ayah mereka, dan ibu-ibu, dan semua orang yang terjebak dalam perang yang benar-benar brutal itu," kata Trump.
"Dan Kim menyetujui hal itu dengan begitu cepat dan bagus - itu benar-benar hal yang sangat menyenangkan, dan dia mengerti," tambahnya sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (20/6/2018).
Berdasarkan data militer Amerika Serikat, sekira 7.700 personel militer Negeri Paman Sam masih belum ditemukan dari Perang Korea 1950-1953 yang menewaskan lebih dari 36.500 tentara Amerika Serikat . Menurut Pentagon, para pejabat Korea Utara telah mengindikasikan bahwa mereka memiliki jasad sebanyak 200 pasukan Amerika Serikat.
BACA JUGA: AS dan Korsel Batalkan Latihan Militer Gabungan, Kim Jong-un Kunjungi China
Pemulangan jasad pasukan Amerika Serikat dari Korea Utara terakhir kali dilakukan pada 2007 saat Gubernur New Mexico saat itu, Bill Richardson mengunjungi Pyongyang.
Jika pemulangan dilakukan, itu akan menjadi tindakan pertama yang dilakukan Kim Jong-un usai pertemuannya dengan Trump di Singapura yang menunjukkan keinginan Pyongyang untuk memperbaiki hubungannya dengan Amerika Serikat.
Pada Senin, Amerika Serikat dan Korea Selatan telah mengambil langkah serupa dengan mengumumkan penghentian latihan militer gabungan yang berulangkali menyulut kemarahan Korea
(Rahman Asmardika)