SBY (Antara)
"Karena beliau (SBY) memegang informasi, kami sangat memahami bahwa seluruh prajurit TNI-Polri saat itu atau ABRI mengemban kebijakan politik yang otoriter, tapi demi masa depan bangsa dan negara, berbagai hal tersebut yang menimbulkan korban jiwa dapat diungkap dengan baik dan proses rekonsiliasi dijalankan dengan para korban," paparnya.
Hasto menambahkan, informasi yang berhasil digali dari para korban yang kemudian dikonektifkan di pengadilan belum membuahkan hasil yang positif. Karenanya kehadiran PDIP ke Komnas HAM bisa memberikan dorongan secara politik dan hukum agar derita korban bisa diobati dan proses rekonsiliasi bisa berjalan maksimal agar peristiwa serupa tidak terulang kembali di kemudian hari.
"Trauma peristiwa itu begitu kuat, bahkan kami sebelum menempati gedung baru pun sebagai insan yang bertakwa kami mendoakan para arwah karena kami tahu korbannya begitu banyak tapi ditutupi oleh rezim yang bersaksi. Dan yang menjadi saksi saat itu adalah Bapak Susilo Bambang Yudhoyono," tandasnya.
(Salman Mardira)