MANADO – Aldi Novel Adilang (18) nelayan asal RT 1, Desa Lansa, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara yang hanyut di lautan bebas selama 49 hari, tepatnya sejak 14 Juli sampai 31 Agustus 2018. Kisah Aldi yang hanyut itu kerap disamakan dengan novel “Life of Pi”
Aldi mengaku memiliki banyak pengalaman tak terlupakan saat terhanyut di tengah Samudra Pasifik. Aldi mengaku saat terhanyut di kapalnya diikuti oleh kawanan ikan besar yang berenang di bawah rakitnya, termasuk ikan hiu. Hal itu membuatnya ketakutan, meski kawanan ikan besar dan hiu itu tidak mengganggunya.
"Mereka tidak mengganggu, hanya mengikuti saja. Tapi saya di atas rakit tetap saja ketakutan karena besarnya ikan-ikan itu, hanya bisa berdoa, baca Alkitab dan menyanyi lagu-lagu rohani," tutur Aldi kepada Okezone, Rabu (26/9/2018).
Sekadar diketahui, Aldi hanyut ke lautan bebas setelah tali tambatan rompong, sejenis rumah rakit di lautan yang digunakan untuk menangkap ikan itu, putus. Petugas pangkalan dua sempat melakuka tindakan penyelamatan kepada Aldi yang terhanyut.
Namun, karena kencangnya angin selatan yang bertiup waktu itu ditambah dengan tinggi gelombang yang mencapai sekitar 1 meter, membuat petugas penyelamat kesulitan menjangkau Aldi.
Aldi pun hanyut sampai ke perairan Guam selama 49 hari, sebelum akhirnya ditemukan oleh oleh kapal berbendera Panama. Aldi berhasil diselamatkan dan dibawa ke Osaka, Jepang.