JAKARTA - Kritik kubu Prabowo-Sandi kepada pemerintah terkait rencana pencairan dana kelurahan Rp3 triliun membuat Presiden Joko Widodo geram. Kepala Negara pun mengingatkan agar masyarakat berhati-hati dengan politikus sontoloyo.
Merespons itu, Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Raja Juli Antoni mengatakan, Jokowi merupakan politikus yang santun. Pasalnya, selama ini Kepala Negara tidak pernah apabila diserang hinaan, cacian dan fitnah kepada dirinya secara personal.
"Apa pernah Pak Jokowi marah dihina secara fisiknya planga-plongo? Dihina bodoh dan dipersepsikan tidak pernah baca buku? Difitnah PKI dan anti-Islam? Tidak pernah," kata Toni dalam keterangan tertulisnya, Rabu (24/10/2018).
(Baca juga: Ungkapan "Politisi Sontoloyo" dari Jokowi Agar Perpolitikan Kembali ke Rel yang Benar)
Sekjen PSI itu berkata Jokowi hanya marah bila nasib rakyat dipermainkan oleh pihak mana pun termasuk para politisi. Bahkan, Kepala Negara akan “pasang badan” bila kepentingan rakyat diganggu.
"Soal dana kelurahan sudah jelas duduk perkaranya. Pak Jokowi menangkap aspirasi rakyat yang tinggal di lingkup kelurahan bahwa ada kebutuhan riil rakyat akan dana kelurahan yang akan dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Aspirasi rakyat itu disampaikan oleh para lurah dan walikota seluruh Indonesia," ujar Toni.
(Baca juga: Golkar: Politisi Sontoloyo Itu yang Halangi Pemerintah Sejahterakan Rakyat)
"Kita boleh berbeda kepentingan politik, tapi bila ada sebuah kebijakan baik yang berorientasi untuk kepentingan rakyat, saatnya kita bersatu. Tidak perlu banyak ngomong. Berhenti nyinyir. Berhenti menjadi politisi sontoloyo," tandas dia.
(Awaludin)