Dikatakan pula bahwa pihaknya tidak mendapatkan jaminan dari pihak berwenang Myanmar bahwa orang-orang Rohingya itu akan hidup aman setelah meninggalkan lokasi pengungsian di Bangladesh.
"Mereka tidak dapat memberikan jaminan bahwa orang-orang Rohingya itu tidak akan dianiaya kembali," kata Lee.
Menurutnya, akar penyebab krisis Rohingya harus ditangani terlebih dahulu, seperti hak kewarganegaraan dan kebebasan bergerak.
Lebih dari 700.000 orang Rohingya meninggalkan Myanmar pada tahun lalu setelah pemerintah negara itu memerangi kelompok-kelompok pemberontak di wilayah tersebut.
Kedua negara, yaitu Myanmar dan Bangladesh, bersepakat pada 30 Oktober lalu untuk memulangkan kembali warga Rohingya ke kampung halamannya di Rakhine, Myanmar, pada pertengahan November ini.