Jubir TKN: Jokowi Sebut 'Politik Genderuwo' agar Rakyat Jangan Mau Ditakut-takuti

Achmad Fardiansyah , Jurnalis
Jum'at 09 November 2018 20:17 WIB
Arya Sinulingga (kemeja putih).
Share :

JAKARTA - Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal 'politik genderuwo' adalah cara untuk membesarkan hati sekaligus meyakinkan masyarakat bahwa tak perlu jadi pesimis dan takut dengan upaya pihak tertentu yang terus berusaha menebar ketakutan.

Menurut Juru Bicara TKN Jokowi-KH Ma'ruf Amin, Arya Sinulingga, 'politik genderuwo' adalah bahasa lain dari firehose of falsehood, sebuah istilah asing yang belum tentu awam bagi masyarakat. Jokowi membumikannya menjadi 'politik genderuwo'.

"Bahwa rakyat jangan mau ditakut-takuti. Ini seperti, ada orang yang menakut-nakuti, jangan lewat jalan itu karena ada genderuwo di sana. Pak Jokowi datang dan bilang jangan takut. Karena memang tak ketakutan itu, tak ada apa-apa di sana sebenarnya. Jadi jangan mau ditakut-takuti, mereka tak bicara fakta, hanya bluffing," beber Arya Sinulingga, Jumat (9/11/2018) malam.

Dalam konteks lebih luas, lanjut Arya, pernyataan Jokowi juga sebagai peringatan kepada semua pihak yang suka memakai cara-cara untuk menakuti. Wujud 'politik genderuwo' adalah suka menghantui, menakut-nakuti, membuat seakan-akan ada situasi mengerikan. Politik demikian berbeda dengan yang suka membawa kedamaian dan membangun optimisme.

(Baca juga: Jokowi Sebut 'Politik Genderuwo', Ini Maknanya Menurut Sandiaga Uno)

Politik genderuwo itu juga suka mengada-adakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Sebagai contoh, kata Arya, berusaha membangun kepanikan dan kebencian lewat omongan bahwa harga barang-barang naik. Bisa juga pernyataan yang menyebut bahwa Indonesia di ambang kehancuran dan 90 persen rakyat Indonesia miskin. Niatnya tentu saja demi membangun ketakutan dan kecemasan soal masa depan Indonesia yang tak baik.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya