“Mereka ini awalnya senang, karena kebanyakan adalah simpatisan (PDIP). Artinya dia juga ikut kampanye Pak Jokowi, tapi setelah kita jelaskan bahwa itu kampanye yang sangat provokatif dan tidak dari tim kampanye maupun PDI Perjuangan, mereka dengan kesadaran mencopotnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, pimpinan DPRD Demak itu menyampaikan, poster ‘Raja Jokowi’ merupakan cara kampanye yang tidak mencerdaskan rakyat. Sebab, selama ini rakyat sudah memahami bahwa Indonesia merupakan Negara demokrasi dan bukan kerajaan.
“Itu kampanye yang kasar, tidak mendidik dan yang terpenting adalah penghinaan kepada kecerdasan masyarakat. Masyarakat sekarang ini cerdas, dan sekarang alamnya demokrasi. Dengan memasang Pak Jokowi memakai mahkota berarti menganggap masyarakat kita tidak cerdas,” tandasnya.
(Angkasa Yudhistira)