JAKARTA – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan ada tiga cara Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) –sebutan polisi untuk Organisasi Papua Merdeka (OPM)- memperoleh senjata api untuk melawan aparat juga menembak para pekerja PT Istaka Karya yang sedang membangun jembatan Trans Papua.
“Pertama, mereka biasanya mendapatkannya dengan merampas dari anggota-anggota yang lengah,” kata Tito kepada pers di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/12/2018).
Selanjutnya KKB juga memperoleh senjata dari pelaku konflik di Ambon, Maluku. “Kedua beberapa kali kita menduga senjata itu berasal dari eks konflik Ambon. Dulu banyak senjata beredar di situ. Gudang Brimob saja dijebol.”
Tentara Organisasi Papua Merdeka (Dok OPM)
Ketiga, lanjut Tito, KKB memperoleh senjata melalui jalur-jalur ilegal di perbatasan Papua Nugini. “Saya tidak mengatakan dari pemerintah ya. Tapi dari jalur ilegal oknum-oknum di perbatasan Papua Nugini, itu beberapa kali juga kita tangkap,” tukas mantan Kapolda Papua itu.
(Baca juga: Pernyataan Lengkap Jokowi Sikapi Penembakan 31 Pekerja oleh KKB di Papua)
Polri menduga bahwa pelaku penembakan pekerja di Papua merupakan kelompok pimpinan Egianus Kogoya.
(Baca juga: OPM Bertanggung Jawab Atas Penembakan Pekerja Jembatan Trans Papua)
Kapolri menyebutkan bahwa jumlah kelompok tersebut hanya 30 hingga 50 orang dengan kekuatan 20 pucuk senjata. Dia yakin TNI-Polri yang sudah dikirim ke Papua akan sanggup mengatasi mereka.
“Dengan kekuatan yang kita kirim jauh lebih besar, yakin kita sebentar lagi bisa kita kendalikan,” kata Tito.
(Salman Mardira)