4 Orang Tewas di Hutan Papua, dari Warga Sipil atau Kelompok Bersenjata?

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Kamis 20 Desember 2018 08:16 WIB
Ilustrasi (Foto: Getty Images)
Share :

PAPUA - Tim bentukan pemerintah Kabupaten Nduga, Papua, menemukan empat jenazah yang disebut merupakan warga sipil, namun juru bicara TNI mengatakan para jenazah tersebut bisa jadi merupakan "ekses" dari penyerangan terhadap TNI.

Wakil Bupati Nduga Wentius Nimiangge mengatakan kepada BBC News Indonesia bahwa tim menemukan dua jenazah di distrik Mbua, satu di distrik Dal, dan satu di Mbulmu Yalma.

Ia mengatakan bahwa para jenazah itu merupakan warga sipil yang melarikan diri ke hutan.

Namun Kapendam Cendrawasih Kolonel Muhammad Aidi mengatakan bahwa "tidak bisa dipastikan kalau mayat-mayat itu murni warga sipil" karena mereka ditemukan di lokasi terjadinya penyerangan terhadap pasukan TNI.

Tim gabungan terdiri dari pemerintah kabupaten, DPRD, Majelis Rakyat Papua, gereja, LSM, dan mahasiswa, ditambah aparat polisi dan TNI.

(Baca Juga: Tekad Jokowi Semakin Membara Selesaikan Pembangunan Papua)

Mereka turun ke sejumlah distrik di Kabupaten Nduga pada Kamis 13 Desember pekan lalu untuk membantu evakuasi warga, seiring aparat keamanan terus memburu para pelaku penembakan pekerja konstruksi di wilayah tersebut pada awal Desember.

Wakil Bupati Wentius mengatakan, satu korban di Mbulmu Yalma itu ditemukan masih dalam keadaan bernafas, namun tidak tertolong.

"Saya minta helikopter untuk selamatkan ke rumah sakit. Ternyata minta helikopter ke TNI juga tidak bisa dibantu, untuk dari nasional sini juga tidak bisa dibantu, akhirnya orangnya meninggal itu dikubur," ungkap Wentius.

Adapun tiga jenazah lain ditemukan dalam keadaan membusuk dan hancur—mereka diperkirakan sudah tewas lebih dari seminggu. Karena tidak memungkinkan untuk dibawa, jenazah-jenazah itu pun langsung dikuburkan.

Menurut Wentius, ditemukan luka tembak pada para jenazah. Mereka diduga tewas akibat kontak senjata antara TNI dan pasukan Organisasi Papua Merdeka (OPM). "Ini ada medan perang, ada sebab akibat," ujarnya.

Wentius mengaku tidak memiliki informasi tentang identitas keempat korban itu, namun mengatakan bahwa mereka adalah warga yang melarikan diri ke hutan karena trauma. Wentius mengatakan warga setempat dibuat ketakutan oleh hamburan senjata.

"Ini ketakutan, bapak. Ini ketakutan, jadi senjata dengan senjata, hamburan seperti itu mereka ketakutan. Jadi masyarakat dari sana mereka meminta itu harus anggotanya (TNI-Polri) tarik mundur".

'Ekses' penyerangan terhadap TNI

Kapendam Cendrawasih Kolonel Muhammad Aidi, yang mengaku belum menerima laporan resmi dari tim gabungan, menegaskan bahwa TNI tidak pernah melakukan penyerangan terhadap warga sipil.

"Justru kita yang selalu diserang," katanya kepada BBC News Indonesia.

Aidi mengatakan bahwa aparat keamanan berkali-kali diserang kelompok bersenjata saat melakukan evakuasi di Kabupaten Nduga. Penyerangan sempat terjadi di bukit Kabo, Mbua, dan Yigi.

(Baca Juga: Moeldoko: Bila KKB Masih Tetap Melawan, Kita Embat Itu!)

"Kalau ada korban, bisa jadi korbannya itu adalah pihak yang penyerang, bisa juga dari masyarakat yang jadi ekses dari terjadinya penyerangan tersebut," ujarnya..

Tim gabungan TNI-Polri saat ini fokus pada pencarian empat korban penembakan yang hilang. Mereka diduga berhasil melarikan diri pada saat kejadian.

Hingga kini, aparat sudah mengidentifikasi 17 orang yang tewas akibat penembakan tersebut.

(Angkasa Yudhistira)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya