Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, tsunami yang tidak didahului dengan gempa bumi ini, kemungkinan besar terjadi akibat longsor bawah laut pasca-erupsi Gunung Anak Krakatau. Selain itu, juga bersamaan dengan gelombang pasang akibat bulan purnama.
Data sementara yang berhasil dihimpun Posko BNPB hingga Pukul 07.00 WIB, Senin (24/12), tercatat 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang mengungsi. Kerusakan fisik meliputi 611 unit rumah rusak, 69 unit hotel-vila rusak, 60 warung-toko rusak, dan 420 perahu-kapal rusak.
Hingga saat ini, BNPB masih melakukan pendataan terkait korban dan kerugian tsunami di Selat Sunda ini. BMKG juga masih menelusuri penyebab terjadinya tsunami. Warga pun diimbau untuk tetap waspada dan menjauhi daerah pesisir pantai.
(Awaludin)