JAKARTA - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Eva Sundari ikut merasakan kegembiraan masyarakat yang menerima program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Hal tersebut ia rasakan saat reses ke Desa Kanyoran, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Kamis 27 Desember 2018.
"Saya merasakan kegembiraan yang ditularkan para ibu dan suami pasangan muda penerima program BSPS. Pertemuan dengan 300 pasangan muda tersebut bersamaan dengan pertemuan pemantauan oleh para pendamping program bertempat di Balai Desa Kanyoran," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Senin (31/12/2018).
(Baca Juga: Soal Jokowi Bangun Rumah DP 0 Persen, Anies: Dulu Banyak Kritik, Nyatanya Mungkin)
Menurut Eva, semua pasangan telah menerima transferan langsung ke rekening masing-masing dan sebagian sudah melaporkan telah selesai pembangunan rumah baru mereka. Sementara 11 pasangan meminta maaf karena sedang mengebut penyelesaiannya apalagi BPK telah mengirim auditor untuk memeriksa pelaksanaan program tersebut ke lapangan.
"Program baru yang diinisiasi Pemerintah Jokowi-JK (Joko Widodo-Jusuf Kalla) ini berjalan dengan lancar, bahkan melampaui target hanya dalam waktu 4 tahun pemerintahan. Dari Rp1 juta pembangunan rumah baru yang ditargetkan, hingga bulan November 2018 yang lalu telah terbangun 1.041.323 unit rumah baru (melebihi target sebesar 4,3%)," tuturnya.
Para pasangan-pasangan muda berterima kasih karena bisa lepas dari orangtua dan mempunyai kesempatan untuk mulai berlatih mandiri, bertanggung jawab maupun mengembangkan identitas sebagai keluarga kecil yang lebih independen. Para ibu menjadi leluasa untuk menata rumah, mendidik anak dan melayani suami sesuai gaya dan selera mereka.
Eva menambahkan, tujuan dari program yang sifatnya stimulan betul-betul terwujud. Dari bantuan dana Rp30 juta kemudian tiap pasangan merogoh kocek dan tabungan mereka hingga 100% bahkan ada yang mencapai 300% meski dengan menjual sapinya. Tetapi mereka mengakui bahwa tanpa dana pancingan termasuk mereka tidak tergerak untuk membangun rumah baru.
"Pada pelaksanaannya, program juga menstimulasi gotong royong warga dan metode ini kemudian dipakai juga untuk hal-hal lainnya. Yang paling sering adalah bergotong-royong unt membangun rumah baru atau saat perbaikan rumah warga lain. Hal ini tentu mengurangi pembiayaan secara signifikan," ujarnya.
(Baca Juga: Ini Penyebab Masyarakat Berpenghasilan Rendah Sulit Dapat Hunian Layak di Bekasi)
Anggota Tim Kampanye Nasiona Jokowi-Ma'ruf Amin itu menuturkan, mekanisme bantuan yang diberikan secara non tunai (berupa material) membantu terjaganya akuntabilitas penggunaan dana. Tidak ditemukan kasus penyelewengan dana karena para pendamping yang ketat mengawasi pelaksanaan pembangunan rumah-rumah baru tersebut.
"Kabar gembira bagi para pasutri muda karena pemerintah akan melanjutkan program ini walau sudah mencapai target jumlah. Program ini bisa menjadi insentif agar orang tidak kawin di bawah umur karena ada syarat dari Kemen PUPR bahwa yang bisa mengajukan bantuan hanya pasangan yang berusia 20 tahun ke atas sebagaimana ketentuan di UU Perkawinan," pungkasnya.
(Arief Setyadi )