Sementara itu, General Manager AirNav kantor cabang MATSC, Novy Pantaryanto, menuturkan, awan itu tidak menganggu penerbangan meski membuat beberapa pesawat harus bertahan di atas sebelum mendarat.
"Lima pesawat tertahan untuk melakukan pendaratan tadi pagi (kemarin). Pesawat melakukan holding karena jarak pandang untuk mendarat berkurang sampai dengan 500 meter. Di mana, jarak pandang minimal untuk pendaratan di SHIAM itu 800 meter," ujarnya.
(Baca Juga: Suara Mendengung dari Langit, AirNav: Jateng Masuk Jalur Penerbangan Tersibuk di Dunia)
Dijelaskan Novy, holding untuk melakukan pendaratan itu merupakan hal yang lazim dalam dunia penerbangan. Di mana, sampai pada batas tertentu pilot akan memutuskan apakah tetap holding atau menuju bandara alternatif.
"Hal ini sudah diantisipasi oleh pilot dengan membawa fuel yang lebih, dengan hitungan bahan bakar sesuai perjalan ditambah bahan bakar berputar di atas bandara selama 45 menit dan bahan bakar menuju bandara alternatif jika diperlukan," jelasnya.
(Arief Setyadi )