JAKARTA – Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan menyelidiki Bagus Bawana Putra yang merupakan tersangka kasus hoaks surat suara di dalam tujuh kontainer.
Juru Kampanye nasional (Jurkamnas) Prabowo-Sandi, Ahmad Riza Patria menyatakan Bagus Bawana bukan bagian dari relawan BPN.
"Tim dari kami segera mencari tahu, menyelidiki siapa orang ini, apa motifnya, apa maksud mengadu domba atau mendeskreditkan kami atau apa, kami akan cari tahu," jelas Riza di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Lebih jauh, Riza menyebut pihaknya juga telah menyiapkan langkah selanjutnya jika persoalan ini dianggap benar-benar merugikan BPN Prabowo-Sandi, seperti melayangkan langkah hukum.
“Pasti, pasti kita akan mengambil langkah-langkah hukum terkait masalah-masalah yang ada, apa pun masalahnya," katanya.
Selain itu, ia mendorong agar aparat kepolisian dapat mengusut secara tuntas, secara lengkap terhadap hoaks yang sudah dilakukan oleh Bagus. Apalagi situasi sekarang tengah memasuki masa pemilihan umum.
“Dan kami minta juga polisi segera mengungkap secar tuntas secara lengkap dan betul-betul. Kita minta keadilan netralitas dari aparat,” tutur Riza.
Baca: Bagus Bawana Sengaja Buat dan Sebar Info Hoax Surat Suara Tercoblos, Apa Motifnya?
Baca: Jokowi Minta Kapolri Tindak Tegas Pihak yang Ingin Melemahkan KPU
Bareskrim Polri telah menangkap tersangka pembuat hoaks tujuh kontainer berisi surat suara yang telah tercoblos, Bagus Bawana Putra (BBP). Saat ditangkap, Bagus mengaku sebagai Ketua Dewan Koalisi Relawan Nasional (Kornas) Prabowo.
Polisi menyebutkan bahwa rekaman suara yang beredar terkait informasi hoaks surat suara tercoblos sangat identik dengan suara Bagus Bawana.
"Dengan menggunakan algortima Gaussian Mixture Model (GMM) ini barang bukti kita lakukan uji (dengan suara pembanding), dan dari hasil uji itu kita mendapatkan empat rekaman suara barang bukti itu identik dengan suara atas nama tersangka BBP," kata penyidik sekaligus ahli informasi teknologi dari Puslabfor Polri, Kombes M Nuh.
(Rachmat Fahzry)