DEPOK - Belum tuntasnya kasus penyiraman air keras kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan dinilai tak mempengaruhi elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. Sebab, kasus itu murni ada di ranah kepolisian.
"Enggak mempengaruhi, itu kan memang penyelesaian kasus dan kita mendorong upaya tersebut agar cepat tuntas, Pak Jokowi juga sudah memerintahkan kan Kapolri untuk menyelesaikan itu," ujar Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat meresmikan Tim Kampanye Daerah (TKD) di Depok, Sabtu (12/1/2019).
(Baca Juga: Hadiri Deklarasi Dukungan Alumni UI, Jokowi Cerita Perjalanan Politiknya)
Ma'ruf Amin mengapresiasi langkah Polri mengusut kasus Novel dengan membentuk tim gabungan. Ia tak memungkiri kasus yang menimpa Novel tergolong kasus yang sulit sehingga panjang penanganannya.
"Saya kira enggak ada masalah pembentukan tim gabungan itu, karena soal kasus Novel Baswedan tergolong kasus sulit, difficult case namanya. Karena itu, harus dilakukan upaya-upaya penyelesaiannya," imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Mohammad Iqbal menuturkan, pembentukan tim gabungan itu ditandai dengan surat yang ditandatangani Kapolri Jenderal Tito Karnavian bernomor Sgas/3/I/HUK.6.6/2019 tertanggal 8 Januari 2019.
"Surat perintah tersebut adalah menindaklanjuti rekomendasi tim Komnas HAM dalam perkara Novel Baswedan," katanya, Jumat 11 Januari 2019.
(Baca Juga: Siap Menangkan Jokowi-Ma'ruf Amin, Partai Pendukung Resmikan TKD di Depok)
Dalam surat tersebut, tertulis pembentukan tim untuk melaksanakan rekomendasi Tim Pemantauan Proses Hukum Novel Baswedan yang dibentuk Komnas HAM RI. Tim ada 65 anggota yang terdiri dari Polri, KPK, berbagai ahli dan tokoh masyarakat
Novel Baswedan disiram air keras berjenis asam sulfat atau H2SO4 pada Selasa 11 April 2017. Ia diserang usai menunaikan Salat Subuh di masjid dekat kediamannya di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Hingga kini, polisi belum menemukan tersangka penyerang Novel.
(Arief Setyadi )