JAKARTA - Calon Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan proses seleksi aparatur sipil negara (ASN) di era pemerintahannya sudah berjalan transparan dan akuntabel. Saking transparannya, anaknya sendiri, Kahiyang Ayu tak lolos seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada Oktober 2017.
"Rekrutmennya (CPNS) berjalan dengan transparan, akuntabel, dan bisa semua orang melihat dan sekarang sudah kita lakukan. Semuanya bisa cek, hasilnya juga bisa cek, anak saya tidak bisa terima di situ karena memang tidak lulus," kata Jokowi saat debat perdana Pilpres, Kamis 17 Januari 2019 malam.
Kahiyang Ayu diketahui mengikuti seleksi CPNS sebagai Pemeriksa Pertama Pemerintah Kota Surakarta. Kahiyang meraih total poin penilaian 300. Angka tersebut terdiri dari Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) 50, Tes Intelegensia Umum (TIU) 95, dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP) 155.
Sementara seseorang dapat dinyatakan lolos seleksi CPNS apabila memenuhi passing grade 70 untuk TWK, 75 untuk TIU, dan 126 untuk TKP. Pada 2018, penerimaan CPNS kembali dibuka. Ada 238.015 posisi lowongan CPNS, terdiri dari 51.271 formasi untuk 76 kementerian dan lembaga di tingkat pusat, dan 186.744 formasi untuk 525 pemerintah daerah seluruh Indonesia.
Penerimaan CPNS ini sebagai upaya pemerintah untuk mencari talenta terbaik anak bangsa agar bisa mengabdi kepada negara. Proses seleksinya juga sudah dipersiapkan dengan matang.
“Tidak boleh cacat, harus berlangsung transparan dan bersih,” kata Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Syafruddin saat awal pelaksanaan seleksi CPNS tahun 2018.
Untuk memastikan transparan dan bersih, negara melibatkan Polri untuk mengamankan proses seleksi CPNS. Bukan hanya pengamanan fisik, melainkan juga pengamanan siber, seperti menangkis serangan hacker dan lainnya.
"Supaya mereka yang berjuang, ikut seleksi CPNS, bisa menerima hasilnya dengan ikhlas. Kalau dia lulus, Alhamdulillah. Kalau tidak lulus, dia akan menerima,” ujar Syafruddin.
(Khafid Mardiyansyah)