JAKARTA - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, mengatakan calon wakil presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin dapat mengangkat isu pemberdayaan ekonomi pesantren dalam Pilpres 2019. Pasalnya, isu tersebut hanya dikuasai oleh Kiai Ma'ruf, sehingga tidak dimiliki oleh paslon kubu sebelah.
"Tidak semua orang mampu melakukan itu. Satu sisi memang regulasi tidak terlampau holistik, yang kedua memang belum ada orang yang concern untuk memberdayakan ekonomi pesantren. Nah di situ, saya kira ini menjadi positioning yang berbeda dari Kiai Ma’ruf Amin," ujar Adi, Selasa (22/1/2019).
Adi menuturkan, Kiai Ma'ruf sangat kompeten berbicara tentang pemberdayaan ekonomi pesantren. Sebab, dia merupakan ulama Nahdlatul Ulama (NU) yang notabene berbasis pesantren. Isu tersebut sangat menarik diangkat karena tidak satu calon pun yang menguasainya kecuali Ma'ruf Amin sendiri.
"Ini bisa jadi salah satu poin pembeda (dengan kandidat lainnya)," jelas pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
(Baca Juga: Erick Thohir soal Ma'ruf Irit Bicara saat Debat: Kita Menonjolkan Capres)
Selain pemberdayaan ekonomi, Adi menambahkan, Ma’ruf juga bisa menambahkan program-program sekolah kejuruan di pesantren. Tujuannya untuk menampik kesan bahwa pesantren hanya tempat untuk menimba ilmu agama semata.
"Pendidikan kejuruan berbasis pesantren menjadi isu kedua yang harus mulai dibumikan Kiai Ma’ruf. Tentu dengan tidak menghilangkan nilai tradisional pendidikan Islam itu," ujarnya.
"Nilai agama tetap, tapi nilai plusnya lulusan pesantren ini bukan hanya orang yang alim yang fasih bicara agama, tapi mereka juga adalah orang yang cukup kapabel layak pakai untuk persaingan di dunia secara luas,” kata Adi.
(Angkasa Yudhistira)