Bantah Said Didu, TKN: Jokowi Tak Pernah Bilang Esemka Programnya di Pilpres 2014

Qur'anul Hidayat, Jurnalis
Kamis 24 Januari 2019 12:19 WIB
Ace Hasan. (Foto: Arie Dwi/Okezone)
Share :

JAKARTA - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menilai pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno kebingungan mendapatkan isu yang tajam untuk menyerang Jokowi. Menurutnya, yang dilakukan adalah ‘mengais-ngais isu lama’ yang sudah dipakai berulang-ulang sejak Pilkada DKI Jakarta dan Pilpres 2014.

Ace mengklaim, Prabowo-Sandi ‘meminjam loudspeaker’ Said Didu yang pernah menduduki komisaris pada pemerintahan Jokowi. Said Didu mengatakan bahwa Esemka adalah 'proyek bohong'.

“Apa yang disampaikan Said Didu juga tidak baru. Dia hanya mengemasnya dalam narasi-narasi politik khas Prabowo. Menuduh Jokowi bohong secara terus menerus seperti gaya kampanye Donald Trump, yang juga disarankan konsultan politik asing. Tim sukses paslon 02 ingin menyemprotkan narasi bohong dan ingkar janji secara terus menerus agar dianggap sebagai kebenaran,” kata Ace dalam keterangan pers yang diterima Okezone, Kamis (24/1/2019).

Menurut Ace, tim Prabowo-Sandi tidak pernah peduli fakta tentang mobil Esemka, yang pernah ditegaskan Jokowi adalah industri mandiri alias swasta bukan milik pemerintah. Dia mengklaim, Esemka bukanlah program pemerintah atau janji Jokowi. “Kenapa mobil Esemka lekat dengan Pak Jokowi? Karena itu adalah kreasi anak bangsa atau percobaan anak-anak SMK di solo,” ujarnya.

(Baca juga: Said Didu Sindir BUMN Tanggung Kunjungan Jokowi ke Garut, Ini Kata BNI)

Sikap itu, menurut Ace, sebagai langkah Jokowi memotivasi anak-anak bangsa yang ingin membuat Indonesia mandiri di bidang manufaktur. “ Pak Jokowi serta wakil wali kotanya Rudy saat itu memberikan dukungan dengan cara memakai mobil Esemka sebagai mobil dinasnya. Itu sebagai simbol kebanggaan warga Solo. Itu juga sebagai dukungan moral yang sangat penting. Kenapa? Karena industri baru dan lokal jika tidak diberi dukungan dari pemangku kebijakan, pasti akan tergilas atau mendapat gempuran yang berarti dari industri mobil lain yang sudah mapan,” kata Ace.

Namun menurut dia, sejak di Solo mobil Esemka tidak dimiliki pemerintah, melainkan milik sebuah sekolah yang bekerja sama dengan industri-industri swasta. Pemerintah hanya memberi dukungan dari segi regulasi. Pada September 2012 mobil Esemka akhirnya lulus uji emisi dan gas buang Kemenhub. Pasca itu, Esemka mencari mitra untuk membuat perusahaan.

“Pak Jokowi tidak pernah mengatakan itu program saat dia menjadi Presiden di Pilpres 2014. Isu ini murni buatan dan karangan kubu Prabowo yang digunakan untuk menjatuhkan Pak Jokowi. Tapi strategi itu gagal total, rakyat tidak percaya dengan narasi yang manipulatif dari Prabowo,” cecarnya.

Sebagai inisiatif anak bangsa, lanjut Ace, mohil Esemka terus bergulir. Pada 2016, akhirnya terbentuk PT Adiperkasa Citra Esemka Hero (ACEH) kerjasama PT ESEMKA dengan swasta lain. Kemudian PT ACEH membangun pabrik perakitan di Cileungsi Jabar dan Boyolali Jateng.

“Hingga saat ini masih dalam proses produksi. PT ACEH yang memproduksi mobil Esemka adalah murni perusahaan swasta dan bukan BUMN apalagi program pemerintah. Tidak ada intrervensi pemerintah di sana,” tegasnya.

“Apa yang disuarakan Said Didu mengungkapkan bagian dari strategi besar Prabowo untuk meniru Donald Trump yakni dengan menyalurkan hoaks dan tuduhan pihak lawan mereka yang berbohong. Isu mobil Esemka didaur ulang lagi oleh petualang politik yang beruaoa mengais-ngais isu-isu lama yang tidak laku,” kata dia.

(Qur'anul Hidayat)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya