"Nomor dua juga sama, sehebat apapun ulama nomor dua, kubu nomor satu enggak mau dengar," imbuhnya.
Dedi menegaskan, kondisi tersebut mutlak harus segera dibenahi. Sebab, apapun alasannya, pilihan politik tidak boleh dibawa ke ranah keyakinan yang bersifat filosofi maupun ideologi.
"Jadi pilihan politik itu tidak ada kaitannya dengan keimanan," tandasnya.
(Khafid Mardiyansyah)