Presiden Maduro Peringatkan Kemungkinan Perang Saudara di Venezuela

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Senin 04 Februari 2019 15:16 WIB
Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Foto/Reuters
Share :

"Marilah saling menghormati, atau apakah Anda ingin mengulangi Vietnam di Amerika Latin?"

Baca: Pesawat Rusia Diklaim Akan Bawa Pergi 20 Ton Emas dari Venezuela

Baca: Tentara Pembelot Venezuela Minta Bantuan Senjata dari AS untuk Gulingkan Maduro

Minggu (3/2) adalah tenggat yang ditetapkan sejumlah negara Eropa, termasuk Prancis, Inggris, Jerman, dan Spanyol, terhadap Maduro untuk menetapkan pemilihan ulang presiden.

Negara-negara tersebut menegaskan bakal mengakui pemimpin oposisi, Juan Guaido, sebagai presiden sementara Venezuela jika Maduro tetap berkeras tidak menggelar pilpres.

Ultimatum itu dijawab tegas oleh Maduro.

"Kami tidak menerima ultimatum dari siapapun. Itu kedengarannya seperti saya berkata kepada Uni Eropa: 'Saya beri waktu tujuh hari kepada Anda untuk mengakui Republik Catalonia, dan jika tidak, kami akan mengambil tindakan'.

"Tidak, politik internasional tidak bisa dilandaskan pada ultimatum. Itu jamannya kekaisaran dan daerah jajahan," cetusnya.

Bantuan kemanusiaan

Pada Minggu (3/2), pemimpin oposisi, Juan Guaido, menyatakan akan membangun koalisi internasional untuk mengantarkan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Venezuela.

Karena dia tidak menguasai wilayah manapun di Venezuela, Guaido berencana mendirikan pusat pengambilan bantuan di negara-negara tetangga—tempat rakyat Venezuela paling banyak mengungsi.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya