VIETNAM - Pada Maret 1965, pasukan pertama Amerika Serikat mendarat di kota Danang, Vietnam bagian selatan, untuk memulai keterlibatan AS dalam perang berdarah komunisme melawan kapitalisme di Asia Tenggara.
Hampir 44 tahun kemudian, kota yang sama akan menjadi tuan rumah perundingan antara mantan musuh Vietnam dan sekutu Perang Dinginnya, Korea Utara.
Presiden AS, Donald Trump, memastikan bahwa pertemuan keduanya dengan pemimpin Korut, Kim Jong-un, akan dilakukan di Vietnam pada tanggal 27 dan 28 Februari.
Baca juga: AS dan Korsel Bahas Rencana KTT Kedua Donald Trump-Kim Jong-un
Tempat pastinya kemungkinan di Danang atau Hanoi.
Mengapa Vietnam?
Sebagai negara berekonomi kapitalis yang dijalankan kelompok komunis, Vietnam sekarang dipandang sebagai kawan Washington dan Pyongyang.
Negara itu dipandang sebagai "tuan rumah netral" dan memenuhi semua persyaratan baik dari AS maupun Korut, menurut Carl Thayer, ahli Vietnam di University of New South Wales, Australia.
"Vietnam dipilih sebagai tempat KTT kedua Trump-Kim bukan hanya secara simbolis," ujar Prof Thayer.
"Vietnam dipilih karena pada kenyataannya semua pihak menghargai kemampuan negara tersebut dalam menyediakan tempat KTT yang sangat aman. Semua pihak percaya Vietnam adalah tuan rumah yang netral."
Baca juga: Hasil KTT Trump-Kim Dinilai 'Abu-Abu'
Mengapa Kim menyetujui Vietnam?
Bagi Kim, jarak tempuh melalui udara ke Vietnam dari Cina dipandang aman. Kedua negara ini adalah sebagian dari sejumlah negara yang menjalin hubungan baik dengan Pyongyang.
Prof Thayer mengatakan pemimpin Korut memandang kunjungan pertamanya ke Vietnam sebagai kesempatan "untuk membuktikan bahwa Korea Utara tidak diasingkan".
Pemimpin Korut telah mempelajari model pembangunan Vietnam dan lawatan ini dapat memberikan kesempatan kepada Kim untuk melihat perubahan negara itu secara langsung.
Baca juga: KTT Kedua Kim Jong-un dan Donald Trump Mungkin Digelar di Vietnam atau Singapura
"Sejarah Vietnam berperang melawan AS dan normalisasi hubungan diplomatik dengan AS, perundingan kesepakatan perdagangan bebas dan sebagainya, ini semua menarik perhatian rezim Korut," kata Prof Thayer.
Le Hong Hiep, ahli Vietnam di ISEAS-Yusof Ishak Institute, Singapura mengatakan kepada kantor berita AFP: "(Kim) akan tertarik untuk melihat cerita Vietnam sendiri. Ini dapat menjadi sumber inspirasi dan bahan refleksi baginya tentang cara memajukan Korut."
Mengapa Trump menyetujui Vietnam?
Jika Kim dapat terinspirasi keberhasilan ekonomi Vietnam, maka faktor ini kemungkinan akan menguntungkan Washington.
Sejak reformasi ekonomi Doi Moi, dimulai pada tahun 1986 dengan tujuan menciptakan "ekonomi pasar berorientasi sosialis", Vietnam menjadi salah satu ekonomi dengan pertumbuhan paling cepat di Asia.
Baca juga: Presiden China Dukung Digelarnya KTT Kedua antara Trump dan Kim Jong-un
Selama kunjungan ke Vietnam pada tahun lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan Kim dapat meniru "keajaiban" di Vietnam jika dia dapat "menggunakan kesempatan dengan tepat".
Trump mengunjungi Vietnam pada tahun 2017 ketika negara itu menjadi tuan rumah KTT Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) dan Prof Thayer mengatakan Vietnam dirasakan sebagai "tempat yang nyaman".
"Amerika Serikat mengakui dukungan jangka panjang Vietnam bagi pembatasan senjata pemusnah massal dan dukungannya saat ini bagi penerapan sanksi PBB terhadap Korea Utara," ujarnya.
Baca juga: Trump Rencanakan Bertemu Lagi dengan Kim Jong-un dalam Waktu Dekat
KTT bersejarah AS-Korut diadakan saat Vietnam ingin memperlihatkan potensi diplomatik dan berkeinginan untuk menarik perhatian dan penanaman modal asing.
Setelah pengumuman itu, kantor presiden Korea Selatan juga menyambut baik dipilihnya Vietnam.
"Vietnam pernah dipandang bermusuhan dengan AS, tetapi sekarang kami bersahabat," demikian kantor berita Yonhap mengutip juru bicara pemerintah Korea Selatan, Kim Eui-kyeom.
"Kami berharap Vietnam akan menjadi tempat yang sangat baik bagi AS dan Korea Utara untuk mencatat sejarah baru."
(Fakhri Rezy)