JAKARTA - Kawasan Monas Timur yang menjadi salah satu pintu utama kegiatan Munajat 212 mendadak bagikan "pasar tumpah". Para pedagang yang entah datang darimana menyemut di sekitaran pintu masuk Monas Timur.
Salah satu pedagang kopiah, Ali mengaku, dirinya sudah jauh-jauh hari mempersiapkan diri untuk berdagang dalam kegiatan Munajat 212 di Monas.
(Baca Juga: MUI Harap Munajat 212 Tak Dicemari Politik Praktis)
"Kita sudah tahu kalau ada acara begini, ya sambil dzikir sambil nyari uang juga," ucap Ali sambil tersenyum, di Silang Monas Timur, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (21/2/2019).
Ali mengaku, sejak lapaknya dibuka selepas Salat Magrib sudah banyak kopiah yang laku terjual. "Alhamdulillah sudah 2 lusin, biasanya agak susah," tuturnya.
Saat disinggung apakah harga yang dipatok kepada para peserta Munajat 212 lebih mahal dari biasanya? Ali menjawab untuk soal harga standar saja.
"Harga normal, kan buat ibadah," ujarnya.
Berbeda hal dengan Rudi salah satu pedagang matras yang terbuat dari kardus. Rudi biasa mematok harga Rp5 ribu perlembar, namun diacara Munajat 212 dirinya mematok harga sebesar Rp10 ribu perlembar atau Rp15 ribu dua lembar.
"Beli satu Rp10 ribu kalau beli dua Rp15 ribu," tuturnya.
Pantaun Okezone, selain pedagang kopiah, karpet dan pedagang makanan dan minuman, pedagang baju dan pernak pernik khas Monas pun dijajakan di jalanan.
(Baca Juga: Acara Munajat 212 Dibuka dengan Membaca Surat Yasin & Salawat)
(Fiddy Anggriawan )