Ali mengaku, sejak lapaknya dibuka selepas Salat Magrib sudah banyak kopiah yang laku terjual. "Alhamdulillah sudah 2 lusin, biasanya agak susah," tuturnya.
Saat disinggung apakah harga yang dipatok kepada para peserta Munajat 212 lebih mahal dari biasanya? Ali menjawab untuk soal harga standar saja.
"Harga normal, kan buat ibadah," ujarnya.
Berbeda hal dengan Rudi salah satu pedagang matras yang terbuat dari kardus. Rudi biasa mematok harga Rp5 ribu perlembar, namun diacara Munajat 212 dirinya mematok harga sebesar Rp10 ribu perlembar atau Rp15 ribu dua lembar.