JAKARTA - Sebuah akun media sosial (medsos) Twitter menjadi bahan perbincangan publik lantaran menuding Mabes Polri mengorganisir ribuan akun untuk menjadi buzzer politik mendukung petahana.
Akun bernama @Opposite6890 itu mengungkap bagaimana peranan polisi menggunakan sebuah aplikasi bernama Shambar untuk mengkoneksikan seluruh buzzer di tingkatan Polri dan beralamat pada Internet Protokol (IP) milik Mabes Polri.
(Baca Juga: Mustofa Nahrawardaya Ditantang Buktikan Polri Bentuk Pasukan Buzzer Dukung Jokowi)
Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo membantah tuduhan yang disampaikan @Opposite689. Apa yang disampaikan akun tersebut dinilai tidak bisa dipertanggungjawabkan dan tidak benar.
Setelah Whistleblower mengungkap bahwa Kepolisian adakan Pelatihan Buzzer.
Dimana setiap Buzzer harus install APK Sambhar.
Hasil Scan Sambhar keluar Destinasi IP 120.29.226.193
Hasil Scan IP 120.29.226.193 ternyata dimiliki Polri.
Dapat ditarik kesimpulan.
Wasit ikut bermain. pic.twitter.com/ayOLsW2Mnc— Opposite6890 (@opposite6890) March 4, 2019