Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Pontren) Dr Ahmad Zayadi menyambut baik kegiatan benchmarking yang diinisiasi JICA dalam upaya melihat pendidikan kesetaraan yang telah dilakukan seribu lebih pesantren salafiyah di Indonesia, “yang di Bandung nanti itu adalah salah satu contoh layanan pendidikan kesetaraan yang diselenggarakan oleh pesantren,” ujarnya.
Baca juga: Begini Strategi Pemerintah Tekan Kesenjangan Akses Pendidikan
Ahmad Zayadi menjelaskan bahwa, pendidikan kesetaraan yang diselenggarakan oleh pesantren salafiyah, selama ini telah melayani program pendidikan bagi masyarakat yang tidak terjangkau oleh layanan pendidikan formal yang ada di negeri ini.
“(kami) melayani yang belum terlayani, reach the unreach, menjangkau yang selama ini belum terjangkau oleh layanan pendidikan formal.,” paparnya.
Sebagaimana penjelasan Kepala Penasihat JICA-AQAL Pakistan Chiho Ohashi, bahwa Negara Pakistan merupakan dua Negara terbesar setelah Nigeria dengan anak putus sekolah sebanyak 22,8 juta jiwa dengan rentang umur usia wajib belajar anak usia 5-16 tahun.