Sebagai contoh, aplikasi Sistem Monitoring Pertanaman Padi (Simotandi) yang menggunakan citra satelit beresolusi tinggi untuk bisa membaca standing crop tanaman padi.
Dedi mencontohkan luas lahan sawah di Jawa Barat lebih dari 1 juta hekater. Dari areal itu terlihat luas lahan yang akan panen dan tersebar di mana saja. Begitu juga tanaman padi yang baru tanam atau lahan yang belum ditanami (bera).
Termasuk pula ada aplikasi KATAM (Kalender Tanam). Adanya aplikasi KATAM mudah diketahui waktu tanam, rekomendasi pupuk dan penggunaan varietas. "Rekomendasi bukan hanya tingkat kabupaten melainkan kecamatan sampai desa," ujar Dedi.
Aplikasi lain adalah aplikasi si Mantap yang dimanfaatkan PT Jasindo dalam rangka mem-backup asuransi pertanian. Dedi menjelaskan bahwa aplikasi ini membantu pihak asuransi supaya mendeteksi resiko kekeringan dan banjir, bahkan organisme pengganggu tumbuhan.
"Aplikasi yang disiapkan Kementan juga memfasilitasi generasi muda supaya terjun ke dunia pertanian," ucap Dedi.
Dr. Farid Bahar menyebutkan kinerja Menteri Pertanian, Amran Sulaiman perlu diapresiasi yang selalu membuat kebijakan pro petani. Saat ada wacana impor, Menteri Amran kerap pasang badan supaya produk impor tidak masuk Indonesia.