Di Kalimantan, Jokowi-Amin unggul 64,6 persen, Prabowo-Sandi 33,8 persen. Di Sulawesi Jokowi-Amin 47,9 persen, Prabowo-Sandi 37,9 persen. Di NTB, NTT, Bali, Jokowi 66,3 persen, Prabowo 24,8 persen. Di Maluku dan Papua, Jokowi 58,6 persen, Prabowo 27,1 persen.
Arya menuturkan, perebutan suara antar kedua paslon akan sengit atau ketat di daerah yang selisihnya kurang dari 10 persen. Misalnya saja di Jawa Barat, DKI Jakarta, Sumatera hingga Sulawesi. Sedangkan di daerah lainnya mayoritas didominasi oleh Jokowi-Ma'ruf.
Baca juga: KPU Lawan Hoaks, SARA dan Politik Uang untuk Ciptakan Pemilu Berintegritas
"Persaingan yang cukup ketat misalnya di daerah yang selisih atau gap Jokowi dan Prabowo kurang dari 10 persen, misalnya di Jawa barat, yang konstetasinya keras selisihnya hanya 5 persen, Jakarta juga akan kuat, sementara Jawa Timur dan Jawa Tengah masih cukup berat bagi penantang, kita lihat Sumatera masih akan bersaing ketat, Kalimatan masih jauh, Sulawesi juga akan sengit persaingannya karena selisih kurang dari 10 persen, sementara di daerah lain tejadi dominasi," tutur Arya.
Survei CSIS dilakukan pada 15 sampai 22 Maret 2019 di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Penarikan sample dilakukan secara acak menggunakan metode multistage random sampling. Survei ini melibatkan 1.960 responden dengan margin of error kurang lebih 2,21 persen pada tingkat kepercayaan 95%.
(Fakhri Rezy)