Tak Sekadar Seru-seruan, Tradisi Bangunkan Sahur di Ibu Kota Sarat Nilai Kebaikan

Muhamad Rizky, Jurnalis
Sabtu 11 Mei 2019 09:02 WIB
Tradisi bangunkan sahur selama Ramadan (Foto: Instagram)
Share :

BULAN suci Ramadan jadi momen paling ditunggu bagi umat Islam di seluruh penjuru dunia. Banyak di antara mereka memanfaatkan kesempatan ini sebagai syahrul ibadah atau bulan ibadah karena tidak semua orang bisa menemukan bulan yang penuh rahmat itu. Sejumlah tradisi pun banyak dilakukan selama Ramadan di berbagai belahan dunia. Tak terkecuali di Indonesia tentunya, yang memiliki populasi penduduk muslim terbesar di dunia.

Ada banyak tradisi yang dilakukan untuk menghidupkan Ramadan. Tentu di setiap daerah memiliki caranya masing-masing untuk memeriahkan bulan suci. Salah satunya ialah tradisi yang biasa dilakukan di Indonesia yakni membangunkan orang sahur.

Di beberapa daerah di Indonesia tradisi ini kerap dilakukan turun temurun, meski tidak ada catatan pasti sejak kapan hal itu dilakukan namun kebiasaan itu diwarisi lintas generasi. Tradisi ini lazimnya ditemukan di kampung-kampung, bahkan di lingkungan komplek perumahan di perkotaan juga tak jarang ikut melakoni kegiatan itu.

Seperti yang dilakukan oleh para pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna Setu Indah di kawasan Jakarta Timur. Hal ini menjadi salah satu kegiatan yang dilakukan untuk memeriahkan Ramadan yang jatuh pada 1440 Hijriah atau 2019 tahun ini.

Ketua Karang Taruna Setu Indah, Syahrul Ramadhan mengakui bahwa membangunkan orang sahur menjadi salah satu kegiatan dalam menyambut bulan suci Ramadan tahun ini. Alasannya sederhana, selain membantu membangunkan orang sahur, juga terselip nilai ibadah di sana.

Menurutnya, kegiatan itu bukan hanya sekadar seru-seruan belaka melainkan juga membiasakan diri dan menjadi kultur yang baik bagi tingkat oraganisasinya.

"Bagi saya membangunkan orang sahur bukan untuk seru-seruan saja, tetapi disamping itu kita berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan, di mana saat ini anak muda harus selalu dituntun untuk berbuat positif," tuturnya mengawali perbincangan dengan Okezone belum lama ini.

Malam Sabtu dan Minggu menjadi pilihan Rama bersama puluhan anggota lainnya untuk melaksanakan kegiatan itu. Bukan tanpa alasan pemilihan waktu sendiri dilakukan dengan memertimbangkan sejumlah anggota karang tarunanya yang masih harus bersekolah di pagi hari.

"Ini baru dilaksanakan tiga hari karena harus menyesuaikan jadwal sekolah anak-anak di sini yang mayoritas masih duduk di bangku SMA," kata dia.

Kegiatan itu lanjut Rama, dimulai sekira pukul 02.00 WIB. Mereka sudah memiliki tempat berkumpul atau basecamp saung Setu Indah sehingga tidak perlu repot menghampiri anggotnya satu persatu. Sebagaimana yang sudah dijadwalkan, mereka bertemu di titik kumpul atau di saung tersebut dengan membawa sejumlah perlengkapan.

Kebetulan salah seorang anggotanya merupakan salah satu suporter klub sepak bola Indonesia yakni Persija Jakarta. Tak ayal sejumlah peralatan yang biasa digunakan untuk memeriahkan pertandingan sepak bola digunakan untuk membangunkan orang sahur. Peralatan itu sendiri mulai dari bass drum, hingga snear drum.

Menurutnya, dengan menggunakan itu sudah lebih dari cukup untuk membangunkan sahur. Jika dibandingkan dengan peralatan dapur seperti panci dan sebagainya suara yang dihasilkan dari kedua alat itu sudah menggelegar memekakkan telinga.

Respons positif warga

Tepat pukul 02.00 WIB mereka bersiap dan langsung mengambil posisi masing-masing. Suara drum yang ditabuh ditambah teriakkan membangunkan sahur menjadi satu kombinasi andalan yang dilakukan hingga pukul 04.00 WIB. Mereka berhenti dan kembali ke rumah masing-masing untuk melaksanakan sahur bersama keluarga menjelang waktu subuh.

Meski terkesan berisik atau mengganggu orang, Rama mengklaim belum pernah mendapat komplain dari warga. Justru kata dia, warga menyambut positif kegiatan Rama dan para rekannya.

"Alhamdulillah respons warga komplek Setu Indah baik, walaupun tidak sampai ikut turun ke jalan, tetapi respons mereka baik, bahkan ada beberapa warga menawarkan makanan kecil untuk menemani pawai," tuturnya.

Sebagai generasi penerus, Rama meyakini bahwa kegiatan yang dilaksanakannya itu bisa membuahkan hal positif bagi rekan-rekannya di karang taruna. Selain itu menurutnya tradisi yang sudah turun-temurun ini juga perlu dilestarikan, mengingat sudah tidak banyak anak muda yang mau melakukan hal tersebut.

"Yang pasti tujuan melakukan kegiatan ini selain membina anak-anak muda melakukan kegiatan positif juga untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Meski tidak tahu apakah ada atau tidak warga yang bangun karena kegiatan ini, setidaknya kita sebagai anak muda merasakan manfaat dari kegiatan ini," kata Rama.

(Rizka Diputra)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya