JAKARTA - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahean mengungkap adanya perbedaan sikap Prabowo Subianto dengan pendukungnya. Capres 02, menginginkan aksi people power dilakukan dengan damai. Namun, sejumlah pendukungnya mengartikan people power upaya merebut paksa kekuasaan.
"Jadi, ini memang agak lucu. Sebaiknya segera ditegaskan saja sikapnya mau ke mana, karena hal ini telah membuat sedikit perbedaan di antara Koalisi Adil Makmur, termasuk Demokrat bahkan dituding berkhianat karena tidak mendukung upaya tersebut," ujarnya, dalam keterangannya, Minggu (12/5/2019).
Ferdinand mengatakan, perbedaan sikap ini jangan sampai dijadikan momentum oknum tidak bertanggung jawab untuk menungganginya dengan tujuan membuat chaos Indonesia. Hal tersebut tidak boleh dibiarkan.
(Baca Juga: Real Count KPU 77%: Jokowi-Ma'ruf Unggul 14 Juta Suara dari Prabowo-Sandi)
Prabowo pun diminta untuk mengambil sikap, memilih berjuang di Mahkamah Konstitusi atau turun ke jalan melakukan aksi people power. Beda sikap dengan Amien Rais, yang selalu mendorong melakukan aksi people power, dan tak perlu ke MK.
"Ini harus dijelaskan karena posisi Amien Rais adalah Dewan Penasihat BPN, jadi ini membuat situasi tidak kondusif. Maka, ketegasan sikap sangat diperlukan," katanya.
Sementara itu, Ferdinand yang juga politikus Demokrat mengecam aksi people power bila maksudnya untuk menggulingkan kekuasaan. Bila untuk menuntut keadilan dan kebenaran, pihaknya pun akan menempuh jalur sesuai konstitusi.
"Selama people power yang disuarakan muncul kesannya untuk menggulingkan kekuasaan, maka Demokrat dipastikan tidak ada di sana," kata Ferdinand.
(Baca Juga: MUI Minta Elite Politik Tidak Panaskan Situasi di Masa Penghitungan Suara Pemilu)
Menurut Ferdinand, partai yang dinaunginya, yakni Partai Demokrat tak pernah mengenal aksi people power sebagai upaya menggulingkan kekuasaan. Namun, bila untuk menuntut keadilan dan kebenaran, Demokrat akan mendukung.
(Arief Setyadi )