Namun para jenderal membatalkan kesepakatan pada 3 Juni dan menyatakan bahwa akan ada pemilu baru dalam sembilan bulan.
Perkembangan ini diumumkan tak lama setelah aparat keamanan membubarkan pemrotes di Khartoum.
Setelah insiden ini, para pemimpin gerakan prodemokrasi mengatakan semua kontak dengan DTM dibekukan dan menyerukan "pembakangan secara total dan pemogokan besar-besaran".
Perkembangan baru menyebutkan DTM "membuka kembali dialog dengan pihak oposisi".
Dubes Rossalis mengatakan aparat keamanan membubarkan demonstran "karena aksi pemrotes mengganggu warga dan berdampak negatif terhadap ekonomi".
Ia juga menuturkan banyak di antara pemrotes yang terlihat makan, minum dan merokok meski aksi ini digelar di bulan puasa.
Jatuhnya korban dikecam sejumlah negara.
Organisasi Uni Afrika pada hari Kamis (06/06) membekukan keanggotaan Sudan sampai terbentuk otorita transisi yang dipimpin kalangan sipil.
(Rachmat Fahzry)