SIHANOUKVILLE - Di Kamboja, dua orang berhasil ditarik hidup-hidup dari puing-puing bangunan yang runtuh setelah ambruk pada Sabtu pekan lalu.
Kedua orang yang selamat diberikan air dan dibawa ke rumah sakit di kota pesisir Sihanoukville.
Korban tewas akibat bangunan runtuh itu telah mencapai 25 orang.
Bangunan tujuh lantai itu runtuh pada Sabtu pagi sebelum fajar saat pekerja sedang tidur di dalamnya.
"Saya seperti baru dilahirkan kembali, saya tidak punya harapan bahwa saya akan bertahan hidup," kata Ros Sitha, salah seorang yang selamat, mengatakan kepada kantor berita AFP.
"Aku berteriak minta tolong, tetapi tidak ada yang mendengarku. Tapi akhirnya mereka mendengarku ketika penyelamat mendekati tempat itu dan mereka menarikku keluar."
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mengunjungi lokasi tersebut pada Senin. Dia menerima pengunduran diri gubernur provinsi tenggara.
Baca: Hina Raja di Facebook, Pria Kamboja Dijatuhi Hukuman 3 Tahun Penjara
Baca: Dua Pimpinan Khmer Merah Dinyatakan Bersalah Lakukan Genosida
Ada berbagai perkiraan jumlah orang yang masih hilang. Kerabat di rumah sakit setempat mengatakan sekitar selusin orang masih tertimbun.
Sejumlah mayat ditemukan pada Minggu ketika tim penyelamat menggunakan penggali dan bor untuk memindahkan puing-puing.
Insiden ini merupakan yang terburuk di Kamboja dalam beberapa tahun terakhir dan akan menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang tingkat dan keberlanjutan konstruksi di Sihanoukville.
Bangunan yang runtuh tersebut milik pengembang asal China.
Empat orang telah ditangkap karena keruntuhan itu, termasuk pemilik bangunan asal China, kepala perusahaan konstruksi dan kontraktor.
Seorang pemilik tanah yang warga Kamboja juga dibawa untuk ditanyai.
Kedutaan besar Tiongkok di Kamboja telah menyatakan belasungkawa, mengatakan bahwa pihaknya mendukung "penyelidikan menyeluruh" atas kecelakaan itu dan warga negara China yang ditangkap.
Kamboja memiliki hukum ketenagakerjaan yang lemah, menempatkan pekerja konstruksi dalam risiko.
(Rachmat Fahzry)