4. Wahiduddin Adams
Baca juga: Usai Putusan Sidang MK, KPU Akan Gelar Rapat Pleno Terbuka 30 Juni 2019
Wahiduddin juga merupakan dosen mata kuliah Perundang-Undangan di Universitas Islam Negeri Jakarta dan Universitas Muhammadiyah Jakarta hingga kini.Sebelumnya, ia mendapat gelar Sarjana Peradilan Islam Fakultas Syariah IAIN Syarif Hidayatullah pada tahun 1979. Wahiduddin juga menjalani pendidikan De Postdoctorale Cursus Wetgevongsleer di Leiden, Belanda, pada tahun 1987.Ia melanjutkan pendidikannya dengan mengambil program pascasarjana Hukum Islam UIN Syarif Hidayatullah dan lulus pada tahun 1991, dan memperoleh gelar Doktor Hukum Islam dari kampus yang sama pada tahun 2002.Nama Wahiduddin kembali terpilih secara aklamasi sebagai hakim MK bersama Aswanto berdasarkan hasil musyawarah mufakat 10 fraksi di DPR awal tahun 2019, setelah sebelumnya menjalani fit and proper test pada 6-7 Februari lalu.
5. I Dewa Gede Palguna
Baca juga: Ketum PAN: Pesan Pak Prabowo Silakan Partai Koalisi Tentukan Sikap Sendiri
Palguna pernah menjadi anggota MPR RI periode 1999-2004 sebagai utusan daerah dan ikut berperan dalam amandemen UUD 1945.Hakim yang pernah bermain peran sebagai figuran film asing berjudul 'Beyond The Ocean' itu sempat bercita-cita menjadi tentara dan wartawan. Namun kedua hal itu kandas dan membuatnya banting stir untuk memperlajari ilmu hukum tata negara di Fakultas Hukum Universitas Udayana, dan lulus tahun 1987.Ia lantas menimba ilmu ke jenjang yang lebih tinggi dengan mengambil S2 Bidang Kajian Utama Hukum Internasional UNPAD (1994) dan meraih gelar doktor tahun 2011 dari Universitas Indonesia untuk bidang kajian hukum tata negara.
6. Enny Nurbaningsih
Baca juga: Relawan: Tugas Menangkan Jokowi-Ma'ruf Selesai, Sekarang Persatukan Lagi Indonesia
Enny mengenyam pendidikan sarjananya di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dan lulus pada tahun 1981. Ia lantas melanjutkan pendidikannya dengan mengambil program pascasarjana Hukum Tata Negara Universitas Padjadjaran, Bandung (1995) dan memperoleh gelar doktor dari program Ilmu Hukum UGM pada tahun 2005.Perempuan yang bercita-cita menjadi seorang pengajar ini kemudian berkolaborasi dengan Ketua MK periode 2008-2013 Mahfud MD dengan mendirikan Parliament Watch, LSM yang bergerak untuk mengawasi parlemen.Enny juga pernah menjadi Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) selama empat tahun, staf ahli hukum DPRD Kota Yogyakarta, kepala Bidang Hukum dan Tata Laksana UGM, Sekretaris Umum Asosiasi Pengajar HTN-HAN Provinsi DIY, legal consultant Swisscontact, hingga menjadi penasihat Pusat Kajian Dampak Regulasi dan Otonomi Daerah.