KUNINGAN - Proses pemadaman api di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) dengan menggunakan helikopter water bombing, terpaksa dihentikan. Keputusan tersebut diambil, karena kondisi cuaca yang tidak mendukung.
Menurut Kapten helikopter Agus Rustamadji mengatakan, pihaknya hanya sekali melakukan pemadaman dengan water bombing, pada area yang paling aman untuk di dekati helikopter. Disebutkan Agus, jika ia tidak mau mengambil resiko, karena saat siang hari kondisi angin semakin kencang dan awan mulai turun.
"Semakin siang semakin kencang anginnya. Awan juga mulai turun, kita tidak bisa kerja lagi," ujar Agus kepada Okezone, Jumat (9/8/2019).
Agus sendiri mengaku, waktu yang bagus untuk melakukan water bombing adalah saat pagi hari hingga siang hari. Menurutnya, pada jam-jam tersebut kondisi cuaca cukup bersahabat. Ia pun berjanji akan berusaha secara maksimal agar bisa memadamkan api di Gunung Ciremai.
"Tadi diketinggian 9300 fit, kondisi angin sangat kencang. Besok pagi kita akan semaksimal mungkin," sambungnya.
Dijelaskan Agus, sejumlah kepulan asap terlihat dibeberapa titik di kawasan Gunung Ciremai ketika dirinya melakukan water bombing. Ia mengungkapkan, pihaknya telah menyiapkan skenario untuk memadamkan api tersebut.
Kebakaran di kawasan Gunung Ciremai sendiri terjadi sejak Rabu, 6 Agustus 2019. Hingga Jumat sore, api belum dapat dipadamkan.
(Awaludin)