Nurhasan sendiri tinggal bersama istri, Suharti (74), dan anak cucunya di daerah Pisangan, Ciputat Timur. Hampir saban hari, dia berjalan kaki dari rumahnya menuju kantor sekretariat sementara LVRI. Jika dihitung jaraknya cukup melelahkan, mencapai sekira 4 kilometer.
"Tiap pagi kalau nggak ada kegiatan lain, saya ke sekretariat ini, jalan kaki. Saya sebagai ketua harus punya tanggung jawab kepada semua anggota saya. Itulah sebenarnya penting keberadaan sekretariat LVRI di sini, kita sudah berulang kali minta dibantu pengadaannya, tapi belum ada tanggapan, hanya dijanjikan saja dari tahun ke tahun," lanjut Nurhasan.
Pengurus LVRI Kota Tangsel sendiri memang cukup aktif berkoordinasi di sekretariat kantornya. Termasuk agenda yang dibahas adalah mengetahui update informasi terkini para veteran di Kota Tangsel, baik yang memiliki SK LVRI ataupun mereka yang masih tercecer tak diketahui keberadaannya.
"Sebenarnya jumlahnya banyak, ada sekira 120-an veteran di Tangsel yang belum dapat SK, karena kita nggak tahu juga keberadaannya di mana, data itu dari Kodam. Ini yang ke depan harus kita sisir lagi," tambah Didi Gamu, Wakil Ketua LVRI Kota Tangsel di tempat yang sama.
Nurhasan dan Didi Gamu sempat pula menyinggung adanya bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tangsel yang tak kunjung diberikan. Padahal diketahui, tunjangan itu sebenarnya telah dikucurkan oleh Kemensos pada tahun lalu.
"Tahun lalu kita memang dapat bantuan tunjangan dari Kemensos, disalurkan melalui Dinsos. Tapi nggak tahu kenapa belum disampaikan ke kita, belum ada sampai sekarang," tukas Didi, veteran pejuang Trikora 1961 itu.
Pihak Dinsos Tangsel sendiri tak bisa menjelaskan secara rinci apa alasan tunjangan para veteran tak juga diserahkan. Saat dikonfirmasi, Kepala Dinsos Wahyunoto Lukman hanya menjelaskan singkat, bahwa benar ada bantuan dari Kemensos untuk veteran, nilainya Rp1,2 juta hingga Rp1,8 juta.
"LVRI di Tangsel mendapat tunjangan langsung dari Kemensos, besarannya bervariasi mulai dari Rp1, 2 juta sampai Rp1, 8 juta," jawab Wahyu dihubungi terpisah.
(Khafid Mardiyansyah)