Sahir pun menekankan bahwa pembangunan masjid sudah melewati proses perizinan analisis mengenai dampak mengenai lingkungan hidup (Amdal) dan ramah lingkungan. Misalnya, menggunakan sea water reverse osmosis (SWRO) dan tanpa pendingin udara.
"Nanti kita posisikan semua limbah dari [Masjid] ini tidak ada yang dibuang ke laut. Juga kita buat nanti penampungan untuk penyiraman. Kita juga buat water recycle. Jadi, tidak ada yang dibuang ke laut. Semua recycle. Teknologinya dari energi yang kita buat tidak ada AC. Kita manfaatkan angin dari atas. Sedangkan air [untuk wudlu] nanti seperti pak JK tadi bilang, harus dengan sensor, sehingga tidak banyak terbuang," kata dia.
Baca Juga: PSI Minta Formula E Dibatalkan, Pemprov DKI: Waktu Rapat Komisi Mereka Tak Menolak
Sebagai informasi, proses pembangunan Masjid Apung Ancol direncanakan memakan waktu satu tahun. Lokasinya yang menjorok dari daratan menjadikan masjid ini bangunan yang unik dan satu-satunya di Jakarta. Nantinya area masjid memiliki luas 2.000 meter persegi yang mampu menampung hingga 2.500 orang jemaah.
(Fiddy Anggriawan )